1. Untuk mereka yang terus-menerus jatuh dari satu dosa
ke dosa lainnya, iblis biasanya menyodorkan kesenangan-kesenangan palsu. Ia
membuat mereka membayangkan kenikmatan dan kesenangan inderawi, supaya manusia
tersebut tidak bertobat. Pada manusia yang sedang dalam kondisi seperti itu,
roh baik memakai cara sebaliknya: yaitu menghantami
dan menyesakkan hati nurani dengan teguran-teguran pada budi.
2. Untuk mereka yang dengan tekun terus maju dalam pertobatannya, iblis akan menyesakkan, menyedihkan, dan menghalang-halangi dengan alasan-alasan palsu, supaya orang tidak maju lebih lanjut. Sementara roh baik akan memberi semangat dan kekuatan, hiburan, air mata sukacita, inspirasi serta ketenangan, mempermudah cara pandang orang terhadap masalah, supaya orang semakin maju dalam pertobatannya.
3. Orang yang berada dalam keadaan konsolasi adalah orang yang batinnya sedang mengalami perasaan yang berkobar-kobar, bersemangat tinggi dalam melakukan sesuatu demi cinta kepada Allah Tuhannya. Orang yang bertobat dan merasa sedih atas dosa-dosanya sehingga mencucurkan air mata juga disebut sebagai konsolasi. Jadi konsolasi pada dasarnya adalah setiap keadaan dimana iman, harapan, dan kasih semakin dirasakan bertambah dalam diri seseorang.
2. Untuk mereka yang dengan tekun terus maju dalam pertobatannya, iblis akan menyesakkan, menyedihkan, dan menghalang-halangi dengan alasan-alasan palsu, supaya orang tidak maju lebih lanjut. Sementara roh baik akan memberi semangat dan kekuatan, hiburan, air mata sukacita, inspirasi serta ketenangan, mempermudah cara pandang orang terhadap masalah, supaya orang semakin maju dalam pertobatannya.
3. Orang yang berada dalam keadaan konsolasi adalah orang yang batinnya sedang mengalami perasaan yang berkobar-kobar, bersemangat tinggi dalam melakukan sesuatu demi cinta kepada Allah Tuhannya. Orang yang bertobat dan merasa sedih atas dosa-dosanya sehingga mencucurkan air mata juga disebut sebagai konsolasi. Jadi konsolasi pada dasarnya adalah setiap keadaan dimana iman, harapan, dan kasih semakin dirasakan bertambah dalam diri seseorang.
4. Di sisi lain, desolasi adalah keadaan dimana batin seseorang sedang gelap, kacau, sepi, bingung, terseret ke arah hal-hal duniawi, dan membuat iman, harapan, dan kasih semakin kurang dirasakan.
5. Ketika mengalami desolasi, jangan sekali-kali membuat perubahan dalam niat dan keputusan yang telah dibuat sebelum mengalami desolasi (atau ketika sedang mengalami konsolasi).
6. Ketika mengalami desolasi, kita justru harus lebih keras terhadap diri kita sendiri. Harus lebih sering menguatkan diri dalam doa, askese, dan berbuat baik.
7. Ketika mengalami desolasi, orang sepatutnya sadar bahwa saat itulah ia diminta oleh Tuhan untuk berusaha dengan sekuat tenaga melawan berbagai godaan iblis. Karena dengan pertolongan ilahi yang tetap selalu ada, juga bila tak jelas terasa, orang tersebut tentu tetap mampu melawan godaan iblis. Meski oleh Tuhan dijauhkan semangat berkobar, rasa cinta yang meluap, namun tetaplah diberikan rahmat secukupnya untuk keselamatan kekal.
8. Orang yang sedang dalam desolasi haruslah ingat bahwa segera dia akan mengalami hiburan jika dia menggunakan segala usaha untuk melawan kesepian itu.
9. Biasanya ada tiga sebab utama dari desolasi. Satu, karena kita sendiri yang malas dalam menjaga kedekatan kita dengan Tuhan. Dua, Tuhan sendiri yang ingin mencoba seberapa besar iman kita kepada-Nya bahkan dalam situasi yang paling tidak mengenakkan sekalipun. Tiga, Tuhan sendiri yang ingin memberi kita pengetahuan serta pengertian yang benar, supaya kita dapat merasa dalam-dalam bahwa bukanlah tergantung pada kekuatan kita untuk bisa sampai pada Konsolasi, melainkan semua itu adalah rahmat Tuhan kita belaka.
10. Ketika mengalami konsolasi, orang haruslah tetap memikirkan bagaimana ia akan bersikap untuk menghadapi kesepian yang akan datang kemudian dan mencari kekuatan baru untuk menghadapi waktu itu.
11. Ketika mengalami konsolasi, orang harus mencoba untuk tetap rendah hati dengan memikirkan betapa lemah dirinya dalam waktu desolasi. Sebaliknya, ketika orang sedang desolasi, sebaiknya memikirkan bahwa ia berkemampuan besar, karena punya rahmat cukup untuk melawan semua iblis, musuhnya, bila mencari kekuatan pada Tuhan Penciptanya.
12. Iblis bersikap seperti perempuan, yaitu lemah bila dilawan dan kuat bila dibiarkan.
13. Iblis juga bersikap seperti playboy/buaya darat, yaitu ingin agar segala usaha penipuannya tetap dirahasiakan dan tak dibukakan kepada orang yang bijak.
14. Iblis juga bersikap seperti panglima, semacam komandan tentara dalam usahanya untuk menundukkan serta merebut apa yang diinginkannya. Ia akan mengelilingi benteng pertahanan kita dan kemudian menyerang dan mencoba menguasai kita lewat bidang-bidang dimana kita kedapatan paling lemah dan rapuh dalam mempertahankan keselamatan kekal kita. Bidang-bidang paling lemah itulah yang harus selalu kita jaga.
0 komentar:
Posting Komentar