7
Oktober:
Selayang Pandang.
“Kepenuhan
segala rahmat yang ada dalam Kristus datang ke dalam Maria, meski dalam suatu cara yang berbeda” (“In
Christo fuit plenitude gratiae, sicut in capite influente;in Maria vero, sicut in collo transfundente")
Bicara
soal bulan Rosario dan Ratu Rosario, dahulu persisi pada tanggal 7 Oktober 1571
terjadi suatu pertempuran armada laut yang dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai
Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Turki memiliki angkatan laut yang paling
kuat di bawah pimpinan Halifasha. Sebelum pertempuran ini, Turki telah
menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius V yang pada waktu itu
duduk di Tahta St. Petrus di Roma menyerukan supaya semua orang Katolik di
Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha. Kemudian Paus
menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan
menghadapi armada Turki.
Don
Yuan terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Ketika
tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka
masing-masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka
memegang senjata. Paus yang menyadari armada ini tidak ada artinya dibandingkan
dengan armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh
penduduk Eropa berdoa rosario. Di mana-mana orang berdoa rosario selama 24 jam
terus-menerus.
7
Oktober 1571 pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur dengan dahsyat hingga
baru berakhir keesokan harinya pukul 5.30 sore. Mukjizat terjadi di sana.
Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah
sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan.
Halifasha mati terbunuh. Karena kemenangan berkat doa rosario inilah, maka
tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai Hari Raya Rosario.
Rosario
sendiri berarti "Mahkota Mawar" (Lat: Rosa: Mawar). Bunda Maria
menyatakan kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mendaraskan satu
Salam Maria, mereka memberinya sekuntum mawar yang indah dan setiap mendaraskan
Rosario secara lengkap mereka memberinya sebuah mahkota mawar. Rosario dianggap
sebagai doa yang sempurna karena di dalamnya terkandung warta keselamatan yang
mengagumkan.
Bagi
saya sendiri, seperti yang saya tulis dalam buku ‘BBM’ (Kanisius), rosario bisa
berarti: ”Roh Allah sadarkan rapuhnya iman orang.” Karena, sesungguhnya, dengan
Rosario kita diajak merenungkan juga menyadari peristiwa-peristiwa gembira,
sedih dan mulia dalam kehidupan Yesus dan Maria, juga dalam hidup kita yang
jelas-jelas rapuh. Rosario sekaligus adalah doa yang sederhana, sangat sederhana
seperti Maria. Rosario adalah doa yang dapat kita doakan bersama dengan Bunda
Maria dan setiap kerapuhan serta pergulatan iman kita. Saya kadang bahkan
mendoakan Rosario dengan menggunakan jari-jari tangan sambil berjalan, entah
ketika mendaki gunung atau ketika ada di sebuah terminal.
Yang
pasti, di setiap penampakan, kerap Maria meminta kita untuk mendaraskan Rosario
sebagai senjata ampuh melawan kejahatan yang ada di tengah kerapuhan hidup
kita. Memang, tampaknya, Rosario hanyalah doa yang diulang-ulang, tapi di balik
itu kita dapat memperoleh rahmat yang besar untuk sadarkan diri sehingga kita
tergerak untuk menghasilkan pertobatan.
Satu
hal lain yang perlu ditegaskan bahwa salah satu ciri doa yang baik adalah kalau
doa itu membuat kita menjadi semakin sederhana di hadapan Tuhan, tidak
muluk-muluk dalam kata-kata, tapi juga tidak bertele-tele dalam nalar. Dan,
itulah yang dapat ditemukan dalam doa rosario, bukan? Bisa didoakan sambil
berjalan di pegunungan, bisa sambil duduk di sebuah angkutan, cukup dengan
menggunakan 10 jari tangan kita.
Sejarah
doa Rosario sendiri dimulai pada abad pertengahan, ketika itu banyak biarawan
monastik yang tidak mampu berbahasa Latin, sehingga mereka kesulitan mengikuti
doa offisi (mendaraskan mazmur). Maka mereka mengganti doa offisi dengan
mendaraskan 150 kali doa Bapa Kami (mengacu pada Katekismus Katolik, no.2678,
dalam kesalehan Barat selama Abad Pertengahan, muncullah Doa Rosario sebagai
pengganti populer untuk ibadat harian).
Doa
Rosario ini sendiri diwariskan kepada Gereja, terlebih oleh St. Dominikus,
pendiri Ordo Para Pengkotbah, yang menerimanya langsung dari Bunda Perawan
Terberkati sebagai sarana yang ampuh untuk mempertobatkan kaum bidaah
Albigensia dan pendosa-pendosa lainnya
Sehubungan
dengan itu saya mau menceritakan kepada anda kisah St. Dominikus menerima
Rosario Suci itu. Kisah ini ditemukan di dalam buku termasyhur Beato Alan de la
Roche berjudul De Dignitate Psalterii.
Menyadari
bahwa gawatnya dosa-dosa umat merintangi pertobatan kaum bidaah Albigensia,
Santo Dominikus mengasingkan diri ke sebuah hutan dekat kota Toulouse. Di sana
ia berdoa tak henti-hentinya selama tiga hari tiga malam. Selama itu, ia tidak
berbuat apa-apa selain berdoa sambil menangis, dan dengan tekun mengusahakan
penebusan dosa demi meredakan kemurkaan Allah yang Mahakuasa. Ia berdoa dan
bermatiraga dengan pengendalian diri yang sungguh-sungguh sehingga badannya
menjadi lemah dan rapuh. Akhirnya ia jatuh sakit parah. Pada saat itulah Bunda
Maria, didampingi oleh tiga malaikat, menampakkan diri kepadanya dan berkata:
"Dominikus yang terkasih! Tahukah engkau senjata ampuh yang dipakai
Tritunggal Mahakudus untuk membaharui dunia ini?" Jawab Santo Dominikus,
"Oh, Ibu, engkau tahu senjata itu jauh melebihi saya, karena di samping
Puteramu Yesus Kristus, engkau sudah selalu menjadi sarana utama keselamatan
kami." Lalu Bunda Maria menjawab: "Aku mau engkau mengetahui bahwa
dalam peperangan semacam ini, alat pelantak yang ampuh itu ialah Salam
Malaikat, yang merupakan batu fundasi Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kalau
engkau mau menemui jiwa-jiwa kaum beriman yang bersikap keras, dan memenangkan
mereka bagi Allah, wartakanlah mazmurku."
Dominikus
merasa terhibur lalu bangun. Terbakar oleh semangatnya untuk mempertobatkan
orang-orang di daerah itu, ia mendirikan sebuah katedral. Pada suatu hari,
malaikat-malaikat yang tak kelihatan membunyikan lonceng-lonceng untuk
mengumpulkan orang-orang di daerah itu. Lalu Dominikus mulai berkhotbah kepada
mereka.
Pada
awal khotbahnya terdengar letusan halilintar yang menggemparkan, bumi
bergoncang, matahari tak bersinar, dan guntur serta halilintar menggelegar
sambung-menyambung membuat semua orang ketakutan. Mereka semakin takut tatkala
memandang gambar Bunda Maria mengangkat tangannya ke surga sebanyak tiga kali
untuk menurunkan murka Allah atas mereka apabila mereka tidak mau bertobat,
tidak mau merobah hidup mereka, dan tidak mau mencari perlindungan dari Bunda
Allah yang kudus.
Dengan
cara ajaib ini Tuhan bermaksud menyebarluaskan devosi baru kepada Rosario Suci,
dan membuatnya lebih dikenal oleh semua orang. Karena doa Dominikus, halilintar
itu mulai reda berangsur-angsur, sehingga ia dapat melanjutkan kotbahnya.
Dengan tegas dan mendesak, ia menjelaskan nilai dan pentingnya rosario suci
sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan berjanji untuk meninggalkan
kepercayaan mereka yang salah.
Dalam waktu yang begitu singkat terjadilah
perubahan besar di kota itu. Umat mulai menghayati kehidupan Kristiani, dan
menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.
Kemudian
pada abad XV, doa rosario makin dikenal dimana-mana seiring dengan ditemukannya
mesin cetak. Buku kecil yang dicetak di Ulm (Jerman) tahun 1483 menganjurkan
tiga rangkaian gambar, masing-masing memuat lima lukisan tersendiri, yaitu 5
sukacita Maria, 5 penumpahan darah Yesus dan 5 suka cita Maria setelah
kebangkitan Yesus. Jadi Inilah ke-15 peristiwa Rosario yang kita kenal hingga
sekarang. Dan daftar ini pun disahkan Paus Pius V ketika menetapkan Rosario
sebagai doa yang sah pada tahun 1569.
Pada
abad XX, berdasarkan Enskilik Marialis Cultus dari Paus pendahulunya, yang
membicarakan tentang Rosario sebagai ringkasan Injil, Paus Yohanes Paulus II
(alm) dalam Enskilik Rosarium Virginis Mariae, merasa perlu melengkapi pola
baru pada pola rosario yaitu peristiwa Terang (cahaya). Paus mengatakan “Agar
Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh, tepatlah ditambahkan renungan
tentang peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum
antar pembaptisan dan sengsaraNya. Peristiwa-peristiwa baru ini ditempatkan
sesudah renungan sekitar inkarnasi dan kehidupan Yesus yang tersembunyi
(peristiwa gembira) dan sebelum renungan yang berpusat pada sengsaraNya
(peristiwa sedih) dan kenangan akan kebangkitanNya (peristiwa mulia). Jadi penambahan
peristiwa baru ini dimaksudkan untuk memberi kesegaran dan untuk mengobarkan
minat baru terhadap doa rosario dalam spritualitas Kristiani sebagai jalan
lurus menuju lubuk hati Yesus, samudera sukacita dan terang sengsara dan
kemuliaan".
Adapun
kelima peristiwa baru yang dianjurkan Bapa Suci adalah:
1. Yesus Dibaptis di Sungai Yordan
2. Yesus Menyatakan Diri-Nya dalam perjamuan nikah di Kana
3. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah serta Menyerukan Pertobatan
4. Yesus Dipermuliakan
5. Yesus Menetapkan Ekaristi
1. Yesus Dibaptis di Sungai Yordan
2. Yesus Menyatakan Diri-Nya dalam perjamuan nikah di Kana
3. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah serta Menyerukan Pertobatan
4. Yesus Dipermuliakan
5. Yesus Menetapkan Ekaristi
Paus
Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria
dan menyampaikan saran-saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan
lebih baik“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat
duka,” tulisn: ya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”
Hanya
selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia
mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.”
Dan,
katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari
pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali
lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami
secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan
menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.”
Bapa
Suci meminta bantuan setiap orang untuk menanggapi “krisis rosario” yang
ditandai dengan kelalaian mengajarkannya kepada anak-anak serta keragu-raguan
-yang didukung oleh beberapa teolog- bahwa rosario itu kuno, takhyul atau pun
anti-ekumene.
Terutama setelah “serangan yang mengerikan” tanggal 11 September 2001, paus mengatakan: menggairahkan kembali doa rosario merupakan sumbangan umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia.
Paus
Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario memberi “rasa damai bagi mereka yang
mendoakannya,” membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri
sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta
membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih
selaras dengan rencana Tuhan.”
“Sekarang
ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber
damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga,” tulisnya. Rosario, kata paus,
adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan doa
rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga
Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan,
serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan
bukannya gambar televisi, katanya.
Berbicara
tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario
mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan
pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.
Pertama-tama,
katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai “barang jimat,” tetapi
sebagai sarana untuk melambangkan “perenungan serta usaha terus-menerus untuk
mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji
rosario juga dapat “mengingatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan
ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus.”
Peristiwa-peristiwa
rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar
pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam
hidup-Nya, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong
dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau
setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam
pikiran mereka.
Paus
Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang
berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk
mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan
berbicara.” Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat
beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan;
karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun
bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam
keheningan setelah suatu ayat dibacakan.
Sementara
sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting”
dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan
doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan
kepada Allah Tritunggal.
Paus
Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta
memandang salib yang tergantung pada rosario mereka. “Hidup dan doa umat
beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti Rosario, “segala sesuatu
berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu,
melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”
Di
lain matra, bukan kebetulan pula bahwa Bunda Maria menampakan diri enam kali
kepada tiga anak gembala didekat kota Fatima, Portugal antara tanggal 13 Mei
dan 13 Oktober 1917. Dalam penampakannya Bunda Maria mengatakan bahwa ia
dikirim oleh Allah untuk menyampaikan pesan kepada semua orang bahwa akan ada
kesengsaraan besar akibat perang dan kekerasan akan tetapi ia menjanjikan
keselamatan bagi orang-orang yang berdoa memohon pertobatan dan pengampunan.
Dalam setiap penampakan itu Bunda Maria juga menekankan pentingnya berdoa Rosario
setiap hari serta melakukan pertobatan dan pengorbanan: Berdoalah Rosario
setiap hari... Berdoa, berdoalah sesering mungkin dan persembahkanlah silih
bagi para pendosa... Akulah Ratu Rosario... Pada akhirnya Hatiku yang Tak
Bernoda akan menang."
Mengacu
pada almarhum Paus Yohanes Paulus II, dalam surat apostolik Rosarium Virginis
(15 Oktober 2002), doa rosario adalah juga sekolah doa, sebuah doa yang
sederhana tapi banyak memberikan pelajaran iman yang mendalam. Dengan berdoa
rosario, kita mengkontemplasikan wajah Yesus Kristus sendiri bersama Maria.
Rosario juga mengajak mata batin kita untuk berdoa bersama dengan tahun liturgi
Gereja, karena Maria sendiri adalah Bunda Gereja. Sebuah dokumen resmi dari
Gereja, yang pertama berbicara soal peran doa rosario, yakni Ensiklik Supremi
Apostolatus Officio, yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII. Dikatakan dengan
lugas bahwa, doa rosario itu sangat membantu hidup rohani.
Jelas
bahwa orang yang biasa berdoa rosario biasanya pula menyebarkan semacam odor
sanctitatis, aroma kesucian, karena doa rosario itu adalah doa Yesus Kristus
sendiri. Itulah doa Salam Maria yang diulang-ulang seperti mantera. Sebuah doa
sederhana tapi banyak berbicara tentang misteri cinta Tuhan.
Ada
6 keistimewaan juga dari doa rosario, al:
Doa rosario adalah doa kepada Maria yang menjadi sarana menjalin hubungan personal dengan Maria, Doa rosario adalah doa bersama Maria yang ditujukan kepada Allah, Doa rosario adalah doa bersama Santa Bernadeth Soubirous, Doa rosario bersifat repetisi - jadi bersifat meditatif, Doa rosario berarti kita masuk dalam titik titik penting seluruh karya penyelamatan Allah, dan dalam doa Rosario termuat seluruh isi iman Gereja.
Doa rosario adalah doa kepada Maria yang menjadi sarana menjalin hubungan personal dengan Maria, Doa rosario adalah doa bersama Maria yang ditujukan kepada Allah, Doa rosario adalah doa bersama Santa Bernadeth Soubirous, Doa rosario bersifat repetisi - jadi bersifat meditatif, Doa rosario berarti kita masuk dalam titik titik penting seluruh karya penyelamatan Allah, dan dalam doa Rosario termuat seluruh isi iman Gereja.
Mengacu
pada tradisi Gereja Katolik, terdapat juga 15 janji Bunda Maria bagi mereka
yang setia berdoa Rosario, yakni:
1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan Rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan Rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.
1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan Rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan Rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.
Ngomong-ngomong,
sudahkah anda berdoa Rosario hari ini?
Tulisan
tentang rosario ini, saya tutup dengan sebuah puisi yang digubah St.Theresia
untuk dipersembahkan kepada Adolphe Roulland, seorang imam Prancis yang menjadi
saudara rohani Theresia. Rohaniwan ini kemudian diutus menjadi misionaris di
Cina:
“Engkau
telah mempersatukanku untuk selamanya
Dengan karya-karya dari seorang misionaris dalam ikatan doa mati raga dan cinta.
Dari kedalaman keheninganku Maria...
Aku memenangkan jiwa-jiwa lewat rasulmu
Aku ingin mempertobatkan para pendosa sampai jauh ke ujung bumi
Lewat perantaraannya aku mampu mengumpulkan daun palma yang dirindukan jiwaku.
Oh, betapa pengharapan ini, Bundaku tercinta Aku akan menjadi martir, saudara dari seorang martir
NB:
Pembacaan Buku Harian Conchita Gonzalez
Pembacaan Buku Harian Conchita Gonzalez
Tentang Ekaristi dan Rosario
Bunda
Maria terus-menerus mendorong kami untuk sering mengunjungi Sakramen Mahakudus
dan menunjukkan bagaimana menyambut Ekaristi secara pantas. Santa Perawan
menghantar kami nyaris setiap hari (dan terkadang beberapa kali dalam sehari)
untuk mengunjungi Sakramen Mahakudus di gereja. Dan ketika otoritas diosesan
setempat melarang kami memasuki gereja dalam keadaan ekstase, Santa Perawan
memerintahkan kami berlutut dalam ekstase di depan pintu gereja, atau
mengelilingi gereja, dengan mendaraskan rosario sementara kami berjalan. Bunda Maria
mengatakan bahwa adalah merupakan rahmat yang terlebih besar menyambut Yesus
[dalam Komuni Kudus] daripada melihatnya. Santa Perawan juga meluangkan banyak
waktu untuk mengajarkan kepada kami bagaimana mendaraskan rosario dengan
“pantas, dan perlahan. Ketika kami tiba di altar. Santa Perawan memimpin dan
mendaraskan doa terlebih dahulu guna mengajarkan kepada kami bagaimana berdoa
dengan perlahan. Setelah Aku Percaya, ia mendaraskan Salam Ya Ratu dan lalu
membuat tanda salib dengan sangat perlahan dan sangat layak. Renungkanlah ini.
Jika sesuatu adalah karya Allah, Ia akan memastikan bahwa karya itu akan menang
dengan cara terbaik melewati segala rintangan. Allah yang mengerjakan
segalanya. Terkadang Ia bertindak melalui kita, tetapi ia dapat juga melewati
kita untuk melakukan mukjizat dan keajaiban besar. Apa yang perlu kita lakukan
adalah berkurban diri, setia dalam doa dan dalam mendaraskan Rosario Suci, dan
sering mengunjungi Sakramen Mahakudus.
7 Kutipan Katolik Terbaik Tentang Rosario:
“Perawan
Tersuci di saat-saat terakhir ini di mana kita hidup, telah memberikan suatu
khasiat baru untuk pendarasan Rosario sedemikian luas sehingga tidak ada
permasalahan, entah temporal atau terlebih spiritual sekalipun, tidak peduli
betapapun sulitnya, dalam kehidupan pribadi masing-masing dari kita, dari
keluarga kita… yang tidak dapat diselesaikan dengan Rosario.” - Sr. Lucia,
visioner Fatima
“Tidak
ada seorang pun yang dapat hidup terus-menerus dalam dosa sembari terus
mendaraskan Rosario: entah mereka akan menyerah kepada dosa atau mereka akan
menyerah kepada Rosario. “ - Uskup Hugh Doyle
“Dengan
Rosario, kita membiarkan diri kita dibimbing oleh Maria, sang model iman, dalam
merenungkan misteri-misteri Kristus, dan hari demi hari kita dibantu untuk
mencerna Injil, sehingga Injil membentuk kehidupan kita semua.” - Paus
Benediktus XVI
“Rosario
adalah bentuk doa yang paling bermutu dan sarana yang paling manjur untuk
memperoleh kehidupan kekal. Ini adalah obat untuk semua kejahatan kita, akar
dari semua berkat kita. Tidak ada sarana doa lain yang lebih bermutu.” - Paus
Leo XIII
“Daraskanlah
Rosario Suci. Berbahagialah bahwa Salam Maria yang monoton itu memurnikan
dosa-dosamu yang monoton [= yang itu-itu juga] !” - St. Josemaria Escriva
”Berdoalah
Rosario setiap hari… Berdoalah, berdoalah sesering mungkin dan persembahkanlah
silih bagi para pendosa… Akulah Ratu Rosario… Pada akhirnya Hatiku yang Tak
Bernoda akan menang.” - Pesan Bunda Maria di Fatima
“Ketika
[sepasang] kekasih bersama-sama, mereka menghabiskan berjam-jam mengulangi hal
yang sama: aku mencintaimu! Apa yang hilang pada orang-orang yang berpikir
Rosario membosankan, adalah CINTA.” - Sr. Lucia, visioner Fatima
0 komentar:
Posting Komentar