Ads 468x60px

P A S – KAH



Bila kita enggan memasuki malam
bagaimana mungkin kita bangun menatap menyingsingnya fajar.

Bila kita enggan terpejam dalam tidur dan terlena dalam mimpi
bagaimana mungkin kita menikmati suka cita mentari pagi.

Tidur adalah semacam
kematian mini
yang berakhir di nafas pagi.

Mati adalah semacam tidur yang panjang dan lama
dalam dekap hangat pelukan Allah.

Dan fajar menyeruak cakrawala
setiap jiwa
sebab janji Allah adalah kehidupan bukan kematian
sebab cuma melalui mati orang
mencicipi hidup abadi.

TRIHARI PASKAH (Sacrum Triduum Paschale)


KAMIS PUTIH

Pada Hari Kamis Putih, gereja secara khusus mengenangkan lima Misteri Iman kita. 
Misteri pertama adalah Yesus membasuh kaki para Rasul-Nya. Dengan tindakan-Nya ini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk melayani sesama dengan rendah hati. 

Misteri kedua, Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita. 

Misteri ketiga, pada Hari Kamis Putih kita juga mengenangkan sengsara maut Yesus di Taman Getsemani, di mana Ia meneteskan butir-butir keringat darah dari Darah-Nya yang Sangat Berharga itu bagi kita sementara Ia berdoa. 

Hukuman Mati dan Penyaliban



Selayang Pandang.
Pada awalnya, tradisi hukuman mati berasal dari negeri Persia, kemudian diambil alih oleh Yunani, dan sejak perang dengan Kartago, orang Roma pun menggunakan hukuman salib. Oleh bangsa Romawi salib dijadikan alat hukuman yang paling kejam terhadap para budak dan orang-orang asing (terutama orang jajahan) yang memberontak. 

Aneka Simbol Paskah



 TELUR PASKAH 

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa. Bagi para leluhur kita yang belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang tampaknya mati. Bagi mereka, telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Paskah dan Aneka Tradisi



Pada Misa Malam Paskah, api yang baru diberkati, lilin Paskah dinyalakan, dan madah indah Exultet dilambungkan. Ayat-ayat pembukaan menghantar kita masuk ke dalam perayaan Paskah:

“Bersukacitalah, bala surgawi! Bermadahlah, paduan suara para malaikat! Bersukarialah, segenap ciptaan sekeliling tahta Allah! Yesus Kristus Raja kita telah bangkit! Tiuplah terompet keselamatan!

Bersukacitalah, wahai bumi, dalam cahaya cemerlang, bersinar dalam kemilau Rajamu! Kristus telah menang! Kemuliaan memenuhimu! Kegelapan lenyap untuk selamanya!

Bersukacitalah, wahai Bunda Gereja! Bersukarialah dalam kemuliaan! Juruselamat yang bangkit bersinar atasmu! Kiranya tempat ini bergaung dengan sukacita, menggemakan madah segenap umat Allah!” 

Paskah dan Sakramen Pengakuan Dosa



Yesus Kristus menderita sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita -mengampuni dosa-dosa kita dan menawarkan kehidupan yang kekal di surga. Lebih dari itu, Ia menghendaki pelayanan penyembuhan pengampunan dosa-Nya terus berlanjut lewat Sakramen Pengakuan. Pada malam kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada para murid dan bersabda, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu... Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:21-23). Sebab itu, segenap umat beriman yang sadar akan dosa sepatutnya memanfaat rahmat rekonsiliasi bagi dirinya yang ditawarkan melalui Sakramen Pengakuan.