Inilah salah satu
karakter manusia yang penuh dengan aneka simbol/tanda/lambang.
Indahnya, Alkitab juga penuh dengan simbol, tidak hanya simbol yang
"melangit" tapi aneka simbol yang "mendarat", salah satunya
adalah simbol pertanian.
Misalnya, kita membaca bahwa,
- Orang yang kehidupannya disirami oleh Roh Allah adalah seperti aliran irigasi menyiram pohon buah (Mzm. 1)
- Kebaikan Tuhan datang seperti embun ke atas rumput (Ams. 19:12)
- Orang fasik ditampi seperti sekam (Mzm. 1:4)
- Manusia haus akan Allah sementara ia tinggal di gurun kering dan tandus dari hidup ini (Mzm. 63:2)
- Dan meninggalkan Allah adalah laksana hidup dengan kolam yang bocor (Yer. 2:13)
Yesus seringkali memakai
banyak simbol pertanian ketika mengajar. Ia menggambarkan seorang penabur yang
menabur benihnya (Mrk. 4:1-20) dan para pekerja yang mengikuti panggilan untuk
bekerja di kebun anggur (Mat. 20:1-16).
Ia menyamakan nabi-nabi palsu dengan pohon-pohon yang menghasilkan buah yang tidak baik (Mat. 7:15-20) dan memberi peringatan bahwa "setiap pohon dikenal pada buahnya" (Luk. 6:43-44).
Yesus berjanji akan memberikan kepada para pengikut-Nya "air hidup"
dari sumber-sumber yang kekal (Yoh. 4). Ia memakai benih, pohon anggur, pohon,
buah, dan metafora lainnya dari bidang pertanian untuk mengungkapkan berbagai
kebenaran Allah.
Para penulis kristiani
yang mula-mula juga menggunakan pengetahuan umum tentang pertanian untuk
menyampaikan pesan mereka. Misalnya, Paulus teringat akan lembu yang tidak diberangus
di tempat pengirikan ketika ia memohon kepada gereja-gereja untuk menyokong
para penuai rohani mereka (I Kor. 9:9).
Rasul Yohanes menggambarkan malaikat penghakiman sedang mengayunkan sabitnya, "sebab tuaian di bumi sudah masak" (Why. 14:15).
Seorang pengkhotbah/penulis dapat dipahami dengan "josss", apabila ia memakai hal-hal yang sederhana dari alam ini sebagai ilustrasi untuk pesan yang disampaikannya, bukan?
Salam HIKers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!(@RomoJostKokoh).
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!(@RomoJostKokoh).
0 komentar:
Posting Komentar