"Voyes Comme’est
Simple.."
Itulah kalimat terakhir
Bernadeth Soubirus di kamarnya sebelum dia meninggal di Paris, tepat pada hari
Paskah, 1879.
Secara lengkap, "Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer" (lihatlah bagaimana sederhananya, semua yang kau lakukan 'tuk mencintai)
“Dahulu saya sedih karna
tidak memiliki sepatu sampai saat saya berjumpa dengan seorang lelaki yang
tidak mempunyai kaki.” Dari nukilan itu, kita bisa mengatakan, “jika kita tak punya apa-apa yang kita
cintai, maka cintailah apa-apa yang kita punyai.”
Kita diajak untuk
membuka hari dalam doa syukur: “akan setiap pagi yang baru, akan istirahat dan
perlindungan tadi malam, akan kesehatan & makanan, akan kasih & para
sahabat, akan segala sesuatu yang ada”
Nah, bukankah hidup kita
sebetulnya merupakan undangan untuk suatu kebahagiaan yang sederhana? Seorang ibu rumah tangga dari Milano, Gianna Beretta Molaa dinobatkan menjadi
orang kudus.
Pada 1962, ia berani mati demi keselamatan bayinya, karena ia terkena tumor rahim. Menurut St Paus Yohanes Paulus II, Gianna adalah pahlawan sederhana, yang setia dengan kenyataan hidupnya yang sehari-hari dan biasa-biasa saja.
Novelis Rusia, Fyodor
Dostoevsky mengatakan: “cintailah semua ciptaan Tuhan, cintailah setiap
bagiannya masing-masing, cintailah setiap helai dedaunan, cintailah setiap
berkas sinar, cintailah binatang, tanaman juga benda yang tak ber-roh sekalipun
dan akhirnya engkau akan mencintai Tuhan & dunia secara utuh."
Disinilah persis seperti
kata St.Theresia dalam “The Story of a Soul”, istilah “jalan kecil” menjadi
khasnya mereka, karna hidup hariannya adalah "jalan kecil", melayani
& mencintai semua dalam hal-hal rutin yang biasa dengan cinta yang luar
biasa, dalam bahasa Kardinal Martini:
"kesuciannya diraih dalam kesungguhannya pada kehidupannya sehari-hari
yang biasa-biasa saja."
Salam HIK-ers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!(@RomoJostKokoh)
0 komentar:
Posting Komentar