U are My Valentine…
Tiga
kata klasik ini kerap muncul setiap Valentine's Day, 14 Februari. Hari itu adalah sebuah big
day, terlebih bagi para kekasih atau mereka yang sedang asyik-masyuk
dimabuk Eros, sang dewa cinta. Sst, padahal Eros selalu bersama
bayang-bayangnya, sang Anteros-dewa kebencian, bukan?
Di
lain matra, ada banyak simbol Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk
hati dan gambar Cupido (Inggris: cupid:bersayap).
Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan
cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card
Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar
satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini
merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di
mana kartu-kartu ucapan dikirimkan.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas
dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah. Hadiahnya biasanya berupa bunga mawar.
Tapi per-tahun 1980-an, industri berlian dan cokelat mulai mempromosikan
hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan dan
perHATIan. Bahkan kini, toko buku pun ikut-ikutan latah berpromosi dengan,
“Katakan cinta dengan buku.” Valentine Day sendiri berasal muasal dari sebuah
hari raya di Gereja Katolik Roma.
U are My Valentine
Itulah
yang dikatakan orang yang sedang jatuh cinta dan menurut legenda Roma,
Valentine (Lat:Valentinus) adalah seorang pastor yang hidup di Roma pada abad
ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang
terkenal kejam. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia
ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamnya.
Namun
sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat
dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal
ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk
melakukan sebuah ide gila.
Ia
berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan senang hati bergabung
dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda
menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah
ide aneh, Valentinus menolak untuk melaksanakannya.
Ia
tetap melaksanakan tugasnya sebagai pastor, yaitu menikahkan para pasangan yang
tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang
segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati
pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa
bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga
suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu
berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam
penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang
yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di
jendela penjara.
Salah
satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara.
Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi Valentinus di penjara. Tak jarang
mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang
pastor itu. Ia setuju bahwa Valentinus telah melakukan hal yang benar.
Di
hari saat ia dipenggal, 14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah
pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan kasihnya selama ia
dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : "With love from your
Valentine."
Pesan
itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang
di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang
yang merayakan hari itu mengingat Valentinus sebagai pejuang cinta, sementara
kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Adapun
sisa-sisa kerangka yang diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus di
Roma, kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar
Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah
diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari
Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan
dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari
itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan
kepada para muda-mudi Katolik dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Terlebih bagi orang Inggris dan Perancis, setiap Hari Valentine dipercayai
adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis
pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia
menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan
Burung-Burung”) bahwa:
For this was sent on
Seynt Valentine's day
Whan every foul cometh
ther to choose his mate
Jadi, bagi para pencinta
sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan
mereka: "Ur My Valentine". .
U are My Valentine
Tiga
kata populer inilah yang diimpor dari Amerika dan Britania Raya. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama
yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904)
dari Worcester,
Massachusetts.
Di Jepang, Hari Valentine muncul sebagai hari di mana para
wanita memberi para pria yang mereka senangi permen cokelat. Namun hal ini
tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama
bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para
teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut
sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat).
Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari
Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada
hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih,
masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik
dari fungsinya. Namanya adalah "Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini
diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender kamariyah Tionghoa.
Di Malaysia perayaan hari Valentine oleh orang Melayu dikecam, dan di Arab Saudi, umat Islam di sana diharamkan untuk
memperingatinya karena dianggap sebagai perayaan kaum Kristen yang penuh kekafiran.
U are My Valentine
Bisa
jadi kita sangat mendambakan bahwa suatu saat seorang yang amat kita
cintai mengatakan tiga kata singkat ini kepada kita. Pastinya memang banyak
tingkah-polah yang dilakukan untuk menunjukkan kasih sayang. Ada yang saling
bertukar cindera mata, dari air mata, kata-kata sampai batu permata atau
membagi kado kasih sayang yang diekspresikan dengan bahasa cinta, melalui kartu
ucapan atau lewat SMS-MMS di ponsel, atau merayakannya secara bersama-sama
sambil menikmati makan kesukaan, laiknya candle light dinner ala romeo
juliet
Karena
manusia itu mudah lupa….bahwa manusia itu dilahirkan untuk mencintai..born
to love…harapannya sich…semoga hari kasih sayang setiap 14 Februari ini
mengingatkan kita (Jawa:eling) untuk tetap mau punya hati penuh cinta…bukankah
St Paulus dari Tarsus pernah berkoar, semua itu tidak berguna jika tidak ada
cinta kasih…Tanpa menunggu 14 Februari…semoga nada dasar “C” (Cinta) itu terus
hidup dalam hidup kita, karena bisa jadi, ”every day is a valentine day!”
@RomoJostKokoh
1 komentar:
Keren Romo.. berkah dalem..
Posting Komentar