Oleh banyak pakar, manusia kerap disebut ‘homo rationale’, dan dengan ratio-nya
ini, manusia bisa berfilsafat. Filsafat (Bhs.Yun: philo-sophia: pencinta
kebijaksanaan) adalah suatu ciri khas kemanusiaan karena ciri khas filsafat
adalah bertanya. Hal bertanya ini bermula dari rasa heran lalu ingin tahu;
“mengapa begini, mengapa begitu?” Rasa ingin tahu ini adalah
khas manusia!
Dari sudut lain, karena sering usil dan genit bertanya macem-macem, filsafat kerap difitnah sebagai sekularistik, ateis dan anarkis. Filsafat juga suka menyobek-nyobek selubung-selubung ideologis pelbagai kepentingan, termasuk kepentingan yang tersembunyi dalam pakaian yang alim, seperti agama atau ideologi budaya). Ia bagaikan anjing herder yang mengonggong, mengganggu pun menggigit. Filsafat memang demikian, karena ia secara hakiki adalah ilmu kritis
Dari sudut lain, karena sering usil dan genit bertanya macem-macem, filsafat kerap difitnah sebagai sekularistik, ateis dan anarkis. Filsafat juga suka menyobek-nyobek selubung-selubung ideologis pelbagai kepentingan, termasuk kepentingan yang tersembunyi dalam pakaian yang alim, seperti agama atau ideologi budaya). Ia bagaikan anjing herder yang mengonggong, mengganggu pun menggigit. Filsafat memang demikian, karena ia secara hakiki adalah ilmu kritis
Dalam hal ini, filsafat tentunya tidak mau menyaingi agama-agama, tapi lebih merupakan metode pendekatan daripada gudang jawaban. Filsafat sebagai suatu proyek pencerahan mau mendidik manusia untuk mendekati pelbagai problema dasar secara terbuka, mendalam, sistematik, kritis dan tidak berdasarkan prasangka; tidak secara dogmatis pun ideologis, tapi bergulat dan bergelut secara rasional dan argumentatif.
Filsafat sendiri pernah merupakan ilmu universal, dimana berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala. Seiring berjalannya waktu, ilmu-ilmu khusus menemukan kekhasannya sehingga memisahkan diri dari filsafat. Mulai dari ilmu eksakta dan alam, ekonomi, sejarah, sosiologi, psikologi dsbnya. Ternyata proses ini tidak merugikan filsafat, tapi membebaskannya untuk memainkan fungsi yang sebenarnya: menangani pelbagai pertanyaan yang tidak tersentuh oleh metode ilmu-ilmu khusus itu. Filsafat menantang para penawar makna untuk senantiasa menjernihkan usaha mereka.
Secara singkat, filsafat menjadi garam intelektual dan anjing jaga anti ideologi dalam gado-gado kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal keberimanan. Disinilah saya tampilkan empat tokoh filsuf dari Yunani dengan beberapa kebijaksanaan sederhananya:
1.Phytagoras
•Jika engkau ingin hidup senang ,mka hendaklah engkau rela di anggap sebgai tidak berakal atau di anggap orang bodoh.
• Pukulan dari sahabatmu lebih baik daripada ciuman dari musuhmu.
•Jangan sekali-kali percaya paada kasih sayang yang datang tiba-tiba,karena dia akan meninggalkanmu dengan tiba-tiba pula.
• Jangan membanggakan apa yang kamu lakukan hari ini, sebab engkau tidak akan tahu apa yang akan di berikan oleh hari esok.
2. Plato
• Orang yang ingin bergembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja.
• Janganlah engkau berteman dengan orang jahat karena sifatmu akan mencuri sifatnya tanpa engkau sadari.
• Orang yang berilmu mengetahi orang yang bodoh karena dia pernah bodoh,sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang berilmu karena dia tidak pernah berilmu”.
• Budi pekerti yang tinggi adalah rasa malu terhadap diri sendiri.
• Plato di Tanya ,”Bagaimana caranya agar seseorang biasa hidup dengan tenang?”. Dia menjawab ,” Jika orang itu tidak melakukan kejahatan dan tidak bersedih akan sesuatu yang di alaminya,maka dia tentu akan merasa tenang”.
• Kerendahan seseorang di ketahui melalui dua hal : banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna,dan bercerita padahal tidak ditanya.
• Jangan terlalu banyak mengenal orang sebab, kalian lebih sering di sakiti oleh orang yang kalian kenal,sedangkan orang yang tidak kalian kenal nyaris tidak dapat menyakiti kalian.
• Cinta adalah gerak jiwa yang kosong tanpa pikiran.
3.Thales
• Orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran teguran keras baginya lembut daripada sanjungan merdu dari penjilat yang berlebih-lebihan.
• Apabila kamu menasihati orang yang bersalah maka berlemah lembutlah agar dia tidak merasa di telanjangi.
• Orang yang secara sembunyi-sembunyi melakukan suatu perbuatan yang tidak di llakukan secara terang-terangan,ia tidak berharga di hadapan dirinya.
4.Socrates
• Seseorang menampar pipi Socrates,lalu pada bekas tamparan itu Socrates menulis “Seseorang telah menamparku ini balasan dariku”.
• Socrates dicela karena makan terlalu sedikit, maka di menjawab,“aku makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan”.
• Socrates dicela karena di tidak banyak bicara, dia menjawab,”Allah telah menciptakan dua telinga dan satu lidah untukku agar aku banyak mendengar daripada berbicara,tetapi kalian lebih banyak bicara daripada mendengar”.
• Setelah berusia tua,Socrates,belajar musik. Lalu ada orang berkata padanya,” apakah engkau tidak malu belajar di usia tua?”. Dia menjawab,” Aku merasa lebih malu menjadi orang yang bodoh di usia tua”.
• Socrates berkata,”Cobalah dulu,baru cerita. Pahamilah dulu,baru menjawab. Pikirlah dulu,baru berkata.Dengarlah dulu,baru beri penilaian .Bekerjalah dulu,baru berharap.
• Socrates berkata ,” kesedihan membuat akal terpana dan tidak berdaya.jika anda tertimpa kesedihan, terimalah dia dengan keteguhan hati dan berdayakanlah akal untuk mencari jalan keluar”.
• Janganlah engkau menceritakan isi jiwamu kepada oarng lain,karena sungguh jelek orang yang menaruh hartanya di rumah dan memamerkan isinya.
• Kesejahteraaan memberikan peringatan,sedangkan bencana memberi nasihat.
• Jangan mengomentari kesalahan orang lain, karena orang itu akan mengambil manfaat dari ilmumu lalu dia menjadi musuhmu.
0 komentar:
Posting Komentar