Historiografi
Dari sisi terbentuknya kelompok Jesuit, jejak kelahiran mereka berawal dari persahabatan tiga yang pertama: Ignatius Loyola, Petrus Faber dan Fransiskus Xaverius. Tidak lama kemudian bergabung Bobadilla dan Simon Rodríguez serta Lainez dan Salmeron. Ketika bentuk dan isi persahabatan semakin menyatukan mereka ke ideal rohani rasuli yang sama, mereka mengucapkan kaul di Montmartre pada tanggal 15 Agustus 1534. Isi kaul mereka adalah rencana berziarah bareng ke Yerusalem dan meneruskan studi teologi.
Sementara mereka meneruskan teologi di París, Ignatius pulang kampung. Selama Ignatius tidak berada di antara mereka Faber menjadi saudara yang dituakan. Selama itu bergabung tiga lagi yang lain: Codure, Jay dan Bröet. Codure adalah kawan Faber sejak kecil dan muda. Mereka berdua berasal dari daerah yang sama. Faber menyemangati Codure untuk datang ke París. Dengan bergabung tiga lagi ketika memperbarui di tahun berikutnya, 15 Agustus 1535 mereka menjadi bersembilan. Dalam satu suratnya di kemudian waktu Ignatius menyebut mereka "sembilan sahabat saya dalam Tuhan" (nueve amigos míos en el Señor).
Dalam seluruh catatan Ignatius sebetulnya ungkapan "amigos en el Señor" hanya ditemukan satu kali. Namun demikian ungkapan itu dipandang sebagai ungkapan yang merangkum (singkat) dan menggambarkan (memuat pernik-pernik) ikatan kelompok awal yang melahirkan Serikat. Ungkapan itu muncul dlm satu surat Ignatius untuk kawan lama yg bernama Juan de Verdolay di Barcelona.
Verdolay seorang imam. Ignatius mengenalnya dalam dua periode keberadaannya di Barcelona (1524-1526, 1527-1528). Ignatius menulis surat itu tgl 24 Juli 1537 tepat sebulan setelah tahbisan. Isi surat menuturkan siapakah mereka dan rencana lanjut sebagai kelompok. Ignatius juga bermaksud
mengundang Juan de Verdolay untuk bergabung. Verdolay pun masuk Serikat tetapi baru setelah Ignatius meninggal dan di kemudian hari pindah ke kartusian.
Surat kepada Verdolay ini dipandang penting selain karena memperlihatkan corak persahabatan kelompok awal Serikat juga menunjuk bentuk hidup dan rencana sbg kelompok. Dan dalam satu arti isi surat memperlihatkan pikiran dan hati Ignatius saat itu sbg pendiri Sarekat. Berikut ini sebagian dan kurang lebih isi surat yang ditulis dlm cara tutur orang ketiga.
"Dari París mereka tiba di sini (Venesia), pada pertengahan Januari, sembilan sahabat saya dalam Tuhan. Semuanya master dan cakap dalam teologi. Empat dari mereka orang Spanyol, dua orang Perancis, dua orang Saboya dan seorang Portugis. Semua menghadapi dan melawati pelbagai situasi sulit akibat perang dan karena jarak panjang berjalan kaki serta musim dingin yang menggigit. Di sini mereka masuk ke dua buah rumah sakit, terbagi untuk melayani orang miskin yang sakit dengan mengambil pekerjaan-perkejaan rendah serta tugas-tugas yang berlawanan dg selera kedagingan. Setelah menjalani itu selama dua bulan, mereka pergi ke Roma bersama yang lain yang memiliki rencana dan tujuan sama.
Di sana mereka melewatkan minggu suci. Mereka miskin, tanpa uang dan tanpa bantuan dari seorang pun, mempercayakan diri mereka dan menempatkan harapannya semata pada Tuhan, sebab dari Dialah mereka berasal. Mereka menemukan suatu hal yang lebih daripada yang mereka inginkan, yaitu berbicara dengan Bapa Suci. Setelah mereka berkumpul, banyak kardinal, uskup dan doktor berdiskusi dengan mereka. Satu dari meraka adalah kardinal Ortiz. Bapa Suci pun puas dan mendukung rencana mereka. Selanjutnya Bapa Suci 1) memberi ijin ke Yerusalem dan dua kali memberikan berkahnya; 2) memberi bantuan uang; 3) kepada mereka yang imam memberi wewenang melayani pengakuan dan pengampunan dosa 4) bagi mereka yang bukan imam diberikan surat ijin untuk bisa ditahbiskan sebagai imam oleh uskup mana pun".
Di París kelompok mulai terbentuk dan ditandai oleh pengalaman Latihan Rohani yg sama serta pengalaman berbagi kebutuhan sehari-hari. Pengalaman selanjutnya berupa perjalanan panjang ("peregrinasi") dari París ke Venesia dalam pelbagai kesulitan dan tantangan (perang, konflik katolik vs protestan dan musim dingin) meneguhkan persahabatan mereka. Di Venesia mereka bertemu. Wajah kelompok terbentuk oleh setahap lebih dari pengalaman París. (Ada satu bab dari buku G. Schurhammer tentang Fransiskus Xaverius jilid I yg melukiskan dengan teliti perjalanan dari París ke Venesia). Waktu itu masa perang. Demikian berbahaya bagi mereka yang Spanyol. Karena itu mereka sepakat kalau bertemu dengan tentara Perancis yang bertugas berbicara adalah mereka yang bisa berbahasa Perancis dan yang dari Saboya. Sepakat juga untuk selalu menerangkan bahwa mereka mahasiswa dari París. Dan bener terjadi. Mereka ditanyai tentanra tentang kebangsaan mereka dan dijawab "Saya pelajar dari París". Tentara kehilangan kesabaran dan marah dan berkata "Kewan elek! Itu sih saya sudah tahu". Tapi mereka pun selanjutnya dibiarkan jalan.
Peristiwa lain yang lebih personal menyangkut kawan dan saudara Simon Rodríguez. Dua orang muda berkuda membuntuti mereka. Salah satunya Sebastian, saudara laki-laki Simon Rodríguez dan satu lagi kawan. Mereka menanyakan mengapa meninggalkan París dan mengapa tidak memberi tahu, apalagi dalam situasi tidak aman oleh karena perang. Mereka berusaha meyakinkan Simon Rodríguez untuk kembali ke París dan menyebut bahwa pilihan demikian itu mempermalukan orang tua dan seluruh keluarga. Namun kedua orang itu tidak berhasil meyakinkan Simon Rodríguez dan kembali ke París dengan sedih.
Ungkapan "sahabat dalam Tuhan" bisa jadi memberi kesan sebuah romantisme rohani atau mengundang komentar "yang bener aja!". Tetapi kalau meletakkannya sebagai penamaan singkat padat (Jw: cekak aos!) oleh seorang Ignatius atas persahabatan primi patres dan rencana ke depan mereka dalam ikatan pengalaman rohani serta cita-cita rasuli, semestinya membuat kita kagum dan mengingininya. Karena itu kalau suatu kali ungkapan itu menyembul begitu saja membahasakan situasi yang kita alami "Wuoohh, bukan basa basi!". Kalau sebaliknya dan terasa "kok aduh men!", bolehlah menghibur diri dengan menyikapinya sebagai saat untuk ikut membangun dan memberi isi ungkapan menyejarah tersebut.***
AMDG
Dari sisi terbentuknya kelompok Jesuit, jejak kelahiran mereka berawal dari persahabatan tiga yang pertama: Ignatius Loyola, Petrus Faber dan Fransiskus Xaverius. Tidak lama kemudian bergabung Bobadilla dan Simon Rodríguez serta Lainez dan Salmeron. Ketika bentuk dan isi persahabatan semakin menyatukan mereka ke ideal rohani rasuli yang sama, mereka mengucapkan kaul di Montmartre pada tanggal 15 Agustus 1534. Isi kaul mereka adalah rencana berziarah bareng ke Yerusalem dan meneruskan studi teologi.
Sementara mereka meneruskan teologi di París, Ignatius pulang kampung. Selama Ignatius tidak berada di antara mereka Faber menjadi saudara yang dituakan. Selama itu bergabung tiga lagi yang lain: Codure, Jay dan Bröet. Codure adalah kawan Faber sejak kecil dan muda. Mereka berdua berasal dari daerah yang sama. Faber menyemangati Codure untuk datang ke París. Dengan bergabung tiga lagi ketika memperbarui di tahun berikutnya, 15 Agustus 1535 mereka menjadi bersembilan. Dalam satu suratnya di kemudian waktu Ignatius menyebut mereka "sembilan sahabat saya dalam Tuhan" (nueve amigos míos en el Señor).
Dalam seluruh catatan Ignatius sebetulnya ungkapan "amigos en el Señor" hanya ditemukan satu kali. Namun demikian ungkapan itu dipandang sebagai ungkapan yang merangkum (singkat) dan menggambarkan (memuat pernik-pernik) ikatan kelompok awal yang melahirkan Serikat. Ungkapan itu muncul dlm satu surat Ignatius untuk kawan lama yg bernama Juan de Verdolay di Barcelona.
Verdolay seorang imam. Ignatius mengenalnya dalam dua periode keberadaannya di Barcelona (1524-1526, 1527-1528). Ignatius menulis surat itu tgl 24 Juli 1537 tepat sebulan setelah tahbisan. Isi surat menuturkan siapakah mereka dan rencana lanjut sebagai kelompok. Ignatius juga bermaksud
mengundang Juan de Verdolay untuk bergabung. Verdolay pun masuk Serikat tetapi baru setelah Ignatius meninggal dan di kemudian hari pindah ke kartusian.
Surat kepada Verdolay ini dipandang penting selain karena memperlihatkan corak persahabatan kelompok awal Serikat juga menunjuk bentuk hidup dan rencana sbg kelompok. Dan dalam satu arti isi surat memperlihatkan pikiran dan hati Ignatius saat itu sbg pendiri Sarekat. Berikut ini sebagian dan kurang lebih isi surat yang ditulis dlm cara tutur orang ketiga.
"Dari París mereka tiba di sini (Venesia), pada pertengahan Januari, sembilan sahabat saya dalam Tuhan. Semuanya master dan cakap dalam teologi. Empat dari mereka orang Spanyol, dua orang Perancis, dua orang Saboya dan seorang Portugis. Semua menghadapi dan melawati pelbagai situasi sulit akibat perang dan karena jarak panjang berjalan kaki serta musim dingin yang menggigit. Di sini mereka masuk ke dua buah rumah sakit, terbagi untuk melayani orang miskin yang sakit dengan mengambil pekerjaan-perkejaan rendah serta tugas-tugas yang berlawanan dg selera kedagingan. Setelah menjalani itu selama dua bulan, mereka pergi ke Roma bersama yang lain yang memiliki rencana dan tujuan sama.
Di sana mereka melewatkan minggu suci. Mereka miskin, tanpa uang dan tanpa bantuan dari seorang pun, mempercayakan diri mereka dan menempatkan harapannya semata pada Tuhan, sebab dari Dialah mereka berasal. Mereka menemukan suatu hal yang lebih daripada yang mereka inginkan, yaitu berbicara dengan Bapa Suci. Setelah mereka berkumpul, banyak kardinal, uskup dan doktor berdiskusi dengan mereka. Satu dari meraka adalah kardinal Ortiz. Bapa Suci pun puas dan mendukung rencana mereka. Selanjutnya Bapa Suci 1) memberi ijin ke Yerusalem dan dua kali memberikan berkahnya; 2) memberi bantuan uang; 3) kepada mereka yang imam memberi wewenang melayani pengakuan dan pengampunan dosa 4) bagi mereka yang bukan imam diberikan surat ijin untuk bisa ditahbiskan sebagai imam oleh uskup mana pun".
Di París kelompok mulai terbentuk dan ditandai oleh pengalaman Latihan Rohani yg sama serta pengalaman berbagi kebutuhan sehari-hari. Pengalaman selanjutnya berupa perjalanan panjang ("peregrinasi") dari París ke Venesia dalam pelbagai kesulitan dan tantangan (perang, konflik katolik vs protestan dan musim dingin) meneguhkan persahabatan mereka. Di Venesia mereka bertemu. Wajah kelompok terbentuk oleh setahap lebih dari pengalaman París. (Ada satu bab dari buku G. Schurhammer tentang Fransiskus Xaverius jilid I yg melukiskan dengan teliti perjalanan dari París ke Venesia). Waktu itu masa perang. Demikian berbahaya bagi mereka yang Spanyol. Karena itu mereka sepakat kalau bertemu dengan tentara Perancis yang bertugas berbicara adalah mereka yang bisa berbahasa Perancis dan yang dari Saboya. Sepakat juga untuk selalu menerangkan bahwa mereka mahasiswa dari París. Dan bener terjadi. Mereka ditanyai tentanra tentang kebangsaan mereka dan dijawab "Saya pelajar dari París". Tentara kehilangan kesabaran dan marah dan berkata "Kewan elek! Itu sih saya sudah tahu". Tapi mereka pun selanjutnya dibiarkan jalan.
Peristiwa lain yang lebih personal menyangkut kawan dan saudara Simon Rodríguez. Dua orang muda berkuda membuntuti mereka. Salah satunya Sebastian, saudara laki-laki Simon Rodríguez dan satu lagi kawan. Mereka menanyakan mengapa meninggalkan París dan mengapa tidak memberi tahu, apalagi dalam situasi tidak aman oleh karena perang. Mereka berusaha meyakinkan Simon Rodríguez untuk kembali ke París dan menyebut bahwa pilihan demikian itu mempermalukan orang tua dan seluruh keluarga. Namun kedua orang itu tidak berhasil meyakinkan Simon Rodríguez dan kembali ke París dengan sedih.
Ungkapan "sahabat dalam Tuhan" bisa jadi memberi kesan sebuah romantisme rohani atau mengundang komentar "yang bener aja!". Tetapi kalau meletakkannya sebagai penamaan singkat padat (Jw: cekak aos!) oleh seorang Ignatius atas persahabatan primi patres dan rencana ke depan mereka dalam ikatan pengalaman rohani serta cita-cita rasuli, semestinya membuat kita kagum dan mengingininya. Karena itu kalau suatu kali ungkapan itu menyembul begitu saja membahasakan situasi yang kita alami "Wuoohh, bukan basa basi!". Kalau sebaliknya dan terasa "kok aduh men!", bolehlah menghibur diri dengan menyikapinya sebagai saat untuk ikut membangun dan memberi isi ungkapan menyejarah tersebut.***
AMDG
1 komentar:
Romo, bisa kah saya sharing pengalaman hidup saya pada Romo? Sungguh saya mempunyai kisah yang sangat menyedihkan dg seorang biarawan. jika Romo bersedia, saya boleh minta email, Romo?
trims
Posting Komentar