Karena jubahnya tidak memiliki kantong, Paus Fransiskus mengatakan ia memakai kantong kain di dalam jubah putihnya untuk membawa salib yang diambil dari seorang imam yang sudah meninggal.
Pada 6 Maret 2014, saat pertemuan dengan para pastor dari paroki-paroki di Roma, Paus Fransiskus mengatakan, saat ia menjadi vikjen Keuskupan Agung Buenos Aires, Argentina, ia pergi memberi penghormatan terakhir kepada seorang imam, yang sangat populer, yang meninggal pada usia 90-an tahun.
Di ruang bawah tanah gereja itu, jenazah imam itu dimakamkan di sana, tapi tidak ada bunga, katanya. “Saya pikir, orang ini mengampuni dosa-dosa semua klerus dari Buenos Aires, termasuk saya. Karena tidak ada bunga, saya pergi ke toko bunga.”
Kemudian, ia “mengaku” saat ia “meletakan bunga di peti jenazah, saya melihat rosario di tangannya. Sementara saya menabur bunga, saya mengambil salib dari rosarionya dan dengan sedikit berusaha, saya menariknya keluar. Saya menatapnya dan berkata, ‘Berilah saya setengah dari rasa solidaritas Anda.”
Dia menempatkan salib di saku bajunya dan membawanya hingga ia terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013. “Tapi, jubah Paus tidak memiliki saku,” jadi sekarang salib itu disimpan di kantong dalam jubahnya.
“Dan ketika saya mulai berpikiran buruk tentang seseorang, saya selalu menggenggam salib ini,” katanya, seraya menunjukkan kepada para imam salib itu.
Pertemuan tahunan Prapaskah Bapa Suci dengan para pastor Roma berfokus pada panggilan imamat untuk menjadi pelayan yang penuh rahmat. Sambil membaca teks yang sudah disiapkan, ia menambahkan komentar dan anekdot dari kehidupan dan pelayanan-Nya.
Mengulangi seruan, pergilah ke seluruh dunia dan bertemulah dengan orang-orang dimana mereka berada, Paus Fransiskus mengatakan kepada para imam bahwa pelayanan belas kasih mereka, mencapai titik tertinggi dalam Sakramen Tobat, terutama dibutuhkan oleh “orang-orang yang telah meninggalkan Gereja karena mereka tidak ingin orang melihat luka-luka mereka.”
“Ada banyak orang terluka, orang yang terluka oleh masalah material, oleh skandal, termasuk skandal di dalam Gereja,” katanya.
Paus Fransiskus mendesak para pastor untuk meluangkan waktu untuk mendengarkan pengakuan dosa.
0 komentar:
Posting Komentar