(Peringatan : 5 September 2014.)
Bunda Teresa lahir di
Albania (1910) lalu hijrah ke Irlandia dan bergabung dengan Suster-Suster
Loreto di Dublin (1928). Setahun kemudian, ia pindah ke Darjeeling, India,
menjalani masa novisiat dan setelah kaul pertama (1931), ia diutus berkarya di
Kalkuta sebagai guru di SMA St Maria, sekolah khusus anak perempuan untuk
orang-orang miskin. Perjumpaannya dengan banyak orang miskin di Kalkuta
membuatnya tergerak melayani mereka. Ia merasa yakin Kristus memanggil dan
mengutusnya melayani orang-orang miskin di kota itu. Maka, sejak tahun 1946, ia
memohon pada pimpinan biara dan uskup setempat untuk diperkenankan mewujudkan
karya pelayanannya itu. Namun, ia tidak mudah mendapatkan ijin.
Baru setelah 1,5 tahun berusaha, akhirnya awal tahun 1948, ia diizinkan Uskup Agung Kalkuta, Mgr Ferdinand Périer SJ, demi menggeluti panggilan barunya. Ia pun meninggalkan Biara Loreto dan setelah 6 bulan berlatih dasar-dasar medis, ia terjun ke daerah paling kumuh di Kalkuta untuk pertama kalinya.
Di benaknya hanya satu
tujuan, “merawat manusia yang paling tidak diinginkan, paling tidak dicintai,
dan paling tidak dirawat” sepanjang hidupnya. Demi karyanya, Bunda Teresa
membuka sekolah dan mendirikan rumah bagi orang-orang yang sekarat. Oktober
1950, Vatikan memberi pengakuan kanonik atas kongregasi yang didirikannya,
Misionaris Cinta Kasih, dengan 12 anggota.
Pada wafatnya (1997),
anggota Misionaris Cinta Kasih berjumlah sekitar 4.000, dengan ribuan relawan,
yang menjadi anggota 610 lembaga yang tersebar di 123 negara.
Bunda Teresa bagaikan anggur yang berasal dari Albania dengan rasa khas kristiani, yakni cinta kasih, dan ditempatkan di kantong kota Kalkuta, "KAlikan KUatnya cinTA.".
Bunda Teresa bagaikan anggur yang berasal dari Albania dengan rasa khas kristiani, yakni cinta kasih, dan ditempatkan di kantong kota Kalkuta, "KAlikan KUatnya cinTA.".
Salam
HIK-ers.
Tuhan berkati+Bunda merestui. Fiat Lux
Tuhan berkati+Bunda merestui. Fiat Lux
0 komentar:
Posting Komentar