Referensi pertama tentang perayaan Adven terjadi pada abad
ke-6. Sebelumnya, terdapat perayaan- perayaan dan puasa yang menyerupai masa
Adven kita saat ini. St. Hilarius dari Poitiers (367) dan Konsili Saragossa di
Spanyol (380) menjabarkan tentang tiga minggu masa puasa sebelum Epifani.
Paus St. Leo Agung banyak berkhotbah tentang 'masa puasa pada bulan kesepuluh (yaitu bulan Desember)' sebelum hari Natal. Gelasian Sacramentary (750) memberikan bacaan liturgi bagi lima Minggu sebelum hari Natal, juga Rabu dan Jumat. Akhirnya Gereja Barat memutuskan untuk menentukan 4 Minggu pada masa Adven, yang dimulai dari akhir November atau awal Desember sampai hari Natal.
Gereja- gereja Timur juga melakukan puasa untuk menyambut
Natal. Masa puasa ini lebih panjang dari masa Adven yang dirayakan oleh Gereja
Barat, yaitu dimulai pada pertengahan bulan November. Maka Adven, atau masa
puasa pada Gereja- gereja Timur ini dirayakan baik oleh Gereja Katolik, maupun
gereja- gereja Orthodox.
Pada masa Reformasi, beberapa tokoh Protestan menolak masa
peringatan/banyak hari perayaan dalam kalender liturgi Gereja, dan dengan ini
memisahkan gereja mereka dari ritme perayaan liturgis yang dirayakan Gereja
Katolik setiap tahunnya (kecuali gereja Lutheran yang kini mempunyai kalender
liturgi yang kurang lebih sama dengan kalender liturgi Gereja Katolik).
Namun demikian beberapa gereja Protestan mempertahankan masa
Adven, seperti gereja Anglikan.
Kemungkinan karena gerakan liturgis, ataupun sebagai reaksi
akan perayaan Natal yang cenderung semakin dikomersialkan di kalangan dunia
sekular, maka perayaan Adven sekarang menjadi semakin populer di kalangan
gereja- gereja non- Katolik dan non- Orthodox. Gereja Lutheran, Anglikan,
Methodis dan Presbytarians dan kelompok- kelompok evangelis telah memasukkan
juga tema Adven ke dalam ibadahnya, walau dengan derajat yang berbeda- beda.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh.
0 komentar:
Posting Komentar