Masyarakat
kita dibanjiri dengan kata-kata: kata-kata di papan reklame, televisi, koran,
buku sampai di warta paroki. Kata-kata yang kadang
redup kadang menyala, kata kata yang berganti-ganti warna dan makna. Kata-kata
yang lirih, keras, hiruk-pikuk dan riuh menantang.
Kata-kata yang berseru, "Belilah ini, rasakan itu, minumlah ini, makanlah itu." Lebih-lebih kata yang berbunyi, "Belilah aku."
Dengan
adanya begitu banyak kata di sekitar kita, kita cenderung untuk berkata,
"Ah, itu semua hanya kata-kata." Dengan demikian, kata kerap telah
kehilangan dayanya. Meskipun demikian, kata itu sebenarnya mempunyai daya untuk
mencipta. Kalau Allah berkata maka Ia mencipta. Ketika Allah berkata,
"Fiat Lux"/"Jadilah terang" (Kej 1:3), maka jadilah
terang/"lux" itu.
Bagi Allah, berkata dan mencipta itu sama.
Bagi Allah, berkata dan mencipta itu sama.
Daya
cipta dari kata-kata inilah yang perlu kita hidupkan atau nyatakan kembali
dengan "KUD", Karya, Ucapan dan Doa kita. Yang kita katakan
sebenarnya amatlah penting. Kalau kita berkata, "Saya mencintaimu"
dan kita mengatakannya dari lubuk hati, kita dapat memberikan hidup baru,
harapan baru, keberanian baru kepada orang lain. Sebaliknya, kalau kita
berkata, "Saya membencimu," kita dapat menghancurkan dan menjatuhkan
hidup orang lain.
Marilah
kita berhati-hati dengan kata-kata kita, karena benar kata orang tua kita,
"mulutmu adalah harimaumu"
Salam
HIKers
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RomoJostKokoh
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RomoJostKokoh
0 komentar:
Posting Komentar