Seorang suster Karmelit,
Vilma Seelaus OCD melihat betapa kompos dapat menjadi lambang hidup, di kala
kita dilanda krisis. Dalam biaranya di
Amerika, ada bak besar yang disediakan untuk menampung sampah organik.
Segala sisa sayuran, kulit buah dan semacamnya dibuang ke dalam bak tersebut. Vilma mempelajari bahwa kompos dapat mengandung bakteri2 yamg bisa
mengakibatkan perubahan luar biasa tanpa campur tangan manusia. Sebelumnya semua bagian
dari sampah kompos itu saling terpisah tapi bakteri2 tadi bekerja, menghasilkan
sejenis panas, yang mematahkan perlawanan mereka sehingga kulit pisang menjadi
hitam dan rumput kering jadi tak terlihat lagi.
Setelah beberapa bulan, gundukan itu sungguh menjadi pupuk yang siap menyuburkan.
Begitulah segala unsur,
kulit pisang, sampah sayuran, mati terhadap dirinya sendiri.
Dan dengan kematian itu, mereka menjadi kompos yang menyuburkan.
Dan dengan kematian itu, mereka menjadi kompos yang menyuburkan.
Baginya, proses
terjadinya kompos itu adalah proses yang mirip dengan hidup rohani di kala krisis.
Tak ada yang kita banggakan, kecuali pelbagai potongan dosa,
kegagalan/kebingungan.
Kita tak usah takut/putus asa karna justru itulah saat kita bisa “mengkomposkan” hidup:
Kita kumpulkan potongan dosa, kegagalan dan kebingungan itu dalam keranjang kepercayaan dan serahkan keranjang itu kepada Allah.
Kita tak usah takut/putus asa karna justru itulah saat kita bisa “mengkomposkan” hidup:
Kita kumpulkan potongan dosa, kegagalan dan kebingungan itu dalam keranjang kepercayaan dan serahkan keranjang itu kepada Allah.
Bagaikan menjadikan
bakteri kepada sampah yang sedang menjadi kompos, demikian Allah akan
memberikan pengampunan, pemulihan, terang dan arahan tanpa kita tahu.
Memang, waktu itu
semuanya adalah gelap, seperti kulit pisang/sampah sayuran yang tak tahu
dirinya akan menjadi apa.
Namun dalam kegelapan itu, terang Allah bekerja.
Tanpa kita ketahui, kita menjadi ‘kompos’, dalam diri kita mulai terjadi kehidupan baru yang indah, harum dan segar. Tak ada lagi ‘kulit pisang’ yang memelesetkan kita ke dalam dosa, dan rumput kering kegagalan” kita menjadi harapan yang indah. Itulah kehidupan baru yg kita punya.
Tanpa kita ketahui, kita menjadi ‘kompos’, dalam diri kita mulai terjadi kehidupan baru yang indah, harum dan segar. Tak ada lagi ‘kulit pisang’ yang memelesetkan kita ke dalam dosa, dan rumput kering kegagalan” kita menjadi harapan yang indah. Itulah kehidupan baru yg kita punya.
Dan kehidupan baru itu, siap kita taburkan bagaikan pupuk kompos yang membuat
segar dan harum sesama dan semesta.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! @RmJostKokoh
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! @RmJostKokoh
0 komentar:
Posting Komentar