Ads 468x60px

Yesus Kalap ?


(BAGIAN I)

Yesus yang biasanya berpenampilan tenang berwibawa kok sekarang kalap mengobrak-abrik dagangan orang?

Bukalah Mzm 69:9.
Yesus tidak kalap tapi Ia sebenarnya sedang menggelar “unjuk rasa”.

Mengacu pada Rm Gianto, Yesus tampil seperti nabi yang melakukan “tindakan simbolik” untuk membuka mata orang. Ingatlah Yeremia (Yer 13:1-11) yang memperagakan tindakan menyembunyikan ikat pinggang di celah batu di pinggir sungai Efrat.

Setelah beberapa waktu diambilnya kembali ikat pinggang itu, tapi sudah lapuk.
Lalu ia bernubuat bahwa orang Israel kini lapuk seperti ikat pinggang itu. Tak lagi layak dikenakan.

Dalam gaya busana orang disana dulu, ikat pinggang menunjukkan sosok orang yang memakainya. Umat yang tidak “nyingset” ke Tuhan, tidak bisa membuat-Nya dikenal orang lagi.


Yesus bukan tokoh agamis fanatik yang kalap mengobrak-abrik usaha orang lain.
“Unjuk rasa” itu kejadiannya begini: 
Dengan disaksikan banyak orang, Yesus bersama murid-muridnya sengaja datang ke serambi Bait Allah membawa dagangan dan meja penukar uang. Orang bertanya-tanya dalam hati apa guru terkenal ini mau bersaing dagang sapi, merpati, dan buka bisnis valas.

Aneh, ia juga menjalin cemeti.
Dan ketika rasa ingin tahu orang memuncak, ia tiba-tiba menjungkirbalikkan meja dagangan, mencambuki hewan yang dibawanya sendiri sambil menghardik murid-murid yang memainkan peran sebagai pedagang dan penukar uang:

“Enyahlah, jangan bikin rumah Bapaku ini jadi pasar!” (ayat 16). Dan pada saat itu juga, masih termasuk pementasan ini, murid-murid berkomentar – mengutip Mzm 69:9(10),

“Kalap sungguh aku oleh kobaran cintaku pada Bait-Mu!”
Drama yang mementaskan tindakan simbolik selesai di sini tapi serambi yang morat-marit masih jelas terlihat, bukan?





(BAGIAN II)

Mengacu lagi pada Rm Gianto, tampak bahwa Yesus memperagakan tindakan simbolik seperti nabi-nabi terdahulu. KSPL (Kitab Suci perjanjian Lama) mereka kenal sehingga mereka ingat tindakan simbolik para nabi seperti drama ikat pinggang Yeremia.

Akan terbayang pula Yesaya yg menanggalkan alas kaki dan pakaian tanda berkabung (Yes 20:1), lalu juga Yeremia yang memanggil orang agar menonton bagaimana ia memecahkan buli-buli kurban jahanam (Yer 19:1.13) atau Yehezkiel yang menggelar lakon pengepungan Yerusalem seperti dalang wayang (Yeh 4:1-5:17) sambil bernubuat akan adanya kelaparan di kota itu.

Bahkan kehidupan pribadi pernah ditayangkan para nabi sebagai tindakan simbolik.
Yehezkiel menunggui mayat istri terkasihnya tanpa meneteskan air mata atau berkabung dan bernubuat bahwa kehancuran Yerusalem nanti sedemikian tak dinyana sampai orang tak sempat menangisinya (Yeh 24:15),

Hosea mentalak istrinya yang serong dan menerangkannya sebagai pertanda Tuhan mentalak Israel yang tak setia kepadaNya (Hos 1-3). Tentunya hanya tokoh yang berwibawa bisa melakukan tindakan simbolik seperti itu.  Karena itu menurut Yoh 2:18 orang-orang menantang apa Yesus bisa menunjukkan ia mempunyai hak menjalankan tindakan simbolik itu. 


Lihat! 
Mereka bukannya bereaksi melawan tindakan Yesus mengobrak-abrik pasar hewan dan bisnis valas karena memang ia tidak mengganggu-gugat perdagangan yang sungguhan di situ. Intinya adalah orang-orang tercengkam oleh keadaan morat-marit yang dipertontonkan Yesus di serambi Bait Allah.

Yesus mengajak kita menyadari betapa jungkir balik kehidupan Bait Allah mereka terima begitu saja.  Bait Allah kini hanya dapat menjadi ibadat luar belaka saja dan orang bahkan lebih sibuk dengan mana hewan kurban yang mulus dan mana mata uang yang cocok.
Yesus mengajak orang mencari "Bait" yang membuat batin plong, yang membuat orang menikmati hadirnya Tuhan, Bait yang bisa memberi kehidupan. Dan itu ialah diriNya.

Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RomoJostKokoh

0 komentar:

Posting Komentar