Rencana Tuhan ?
PUTARAN PERTAMA
Posisi saat ini: 18-42-40
.
PUTARAN KEDUA
Skenario 1 : (42+18) vs 40
Skenario 2 : 42 vs (40+18)
Skenario 3 : ....?
Dum spiro spero.
Aku berharap selagi aku masih bernafas.
NB:
1.AHOK YANG TERLALU PERCAYA DIRI
Sejak awal, ketika akhirnya PDIP mendukung Ahok, banyak teman2 yang membuat status, "selesai sudah pertandingan.."
Bersandingnya nama besar Ahok digabung dengan nama besar PDIP, membangun kepercayaan diri yang sangat kuat di para pendukung Ahok. Kepercayaan diri yang terlalu tinggi itu membuat mereka tidak menerima jika ada yang mengingatkan, "hati-hati kekuatan lawan.."
Perjalanan selama proses kampanye, saya banyak menemukan aura kepercayaan diri yang sangat tinggi di barisan relawan. Saya selalu mengingatkan, "Optimis boleh, tapi kita harus juga realistis.."
Saya kadang tidak sampai hati ketika harus mengingatkan, "Pilgub DKI ini dua putaran.." Suara saya tenggelam di riak euforia dan kebanggaan akan prestasi Ahok yang diangkat sebagai jualan.
Saya jadi teringat apa yang Jokowi katakan ketika ia menjadi Capres saat pilpres 2014. Ketika itu euforia terjadi di kalangan pendukungnya. Ia mengatakan. "Jangan memandang remeh lawan. Lawan kita itu tangguh dan kuat secara finansial.."
Tidak memandang remeh lawan bukan berarti takut kalah, tetapi memunculkan kewaspadaan yang tinggi. Dengan kewaspadaan yang tinggi, kita bisa memperkirakan "pada titik mana lawan akan memainkan kecurangan.."
Dan dari banyaknya info yang masuk, ternyata lawan memainkan peranan disaat akhir melalui surat suara. Banyak yang tidak terdaftar dan akhirnya ditolak untuk menggunakan hak suaranya.
Alasan "surat suara sudah habis, hanya disediakan 20 sebagai cadangan.." adalah gerakan massif yang terjadi dimana-mana. Video-video amatir menunjukkan keributan yang terjadi di TPS karena kehilangan suara.
Hal seperti ini seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal. Para relawan yang terbentuk di setiap RT/RW sejak awal sudah bisa mengawal para pendukung Ahok dan memastikan mereka punya hak suara dan tidak terlambat sampai TPS.
Edukasi2 teknis perlu terus disampaikan daripada sekedar goyang2 badan di rumah Lembang. Selain edukasi teknis ke warga, gerakan di RT/RW perlu terus di kawal. Persempit celah para panitia melakukan kecurangan.
Dan yang terakhir, jangan pelit untuk membayar para relawan2 yang bertugas kesana kemari, masuk ke kampung2 untuk melakukan pengawalan dari pendaftaran sampai penghitungan suara. Mereka bukan orang yang berlebih, hargai waktu mereka dengan membayar keringat mereka. Meski menamakan diri relawan, tapi anak istri mereka juga butuh makan.
Karena itu saya tidak begitu bangga ketika Ahok mengembalikan dana kampanye sekian miliar rupiah. Saya lebih bangga ketika dana yang berlebih itu dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan dasar para relawan sehingga mereka bisa bekerja tanpa ada kendala keuangan.
"Perjuangan juga butuh logistik", begitu kata kawan saya yang mendukung Ahok dan bersedia berpanas2 di jalan yang terpaksa merogoh kantung sendiri sekedar untuk makan.
Putaran kedua adalah pertarungan yang lebih berat. Selisih yang tidak begitu besar membuat ada kekhawatiran.
Kekhawatiran itu bagus, dengan begitu menjadi lebih waspada. Lebih baik merasa akan kalah sehingga bertarung lebih sengit, daripada merasa menang sehingga minim persiapan..
Ada waktu 2 bulan untuk mempersiapkan diri. Tanggal 19 April, kita akan bertarung di TPS lagi. Semoga Ahok juga tetap bisa menjaga diri, supaya tidak diserang sisi terlemahnya lagi.
Mau secangkir kopi ? Seruput dulu...
www.dennysiregar.com
2. PERSIAPAN PUTARAN KEDUA AHOK vs ANIES
Mengetahui adanya kecurangan dalam Pilkada maupun Pilpres sangatlah menjengkelkan. Kecurangan kecurangan tersebut biasanya dilakukan oleh mereka yang takut akan kekalahan bahkan sudah mengetahui akan kalah.
Kecurangan dalam Pilkada maupun Pilpres adalah suatu hal biasa. Jangankan di Indonesia, bahkan di negara US pun kecurangan pada Pilpres juga terjadi belum lama ini dimana terdapat lebih dari 3 juta orang Non US Citizen ikut memilih.
Seluruh suara mereka sudah dapat ditebak untuk pasangan calon yang Pro Illegal.
Syarat utama Pilkada dan Pilpres di US adalah si pemilih HARUS Warganegara Amerika (bukan Green Card, bukan Asylum, apalagi penduduk illegal).
Hukuman bagi mereka para Illegal yang tertangkap memalsukan kartu identitas dan ikut pada Pilpres kemarin adalah 8 tahun penjara di US setelah itu dideportasi ke negara asal mereka.
Membaca postingan sedih bercampur marah para pendukung Ahok Djarot karena terdapat banyaknya pendukung Ahok Djarot "dihilangkan" hak suaranya oleh petugas KPUD setempat terutama di daerah yang memang basis pendukung paslon nomor 2 ini membuat kita semua diajak untuk berpikir lebih bijaksana.
Dengan didukung 4 Parpol yang membantu ikut mengawasi jalannya pemungutan dan perhitungan suara saja sudah cukup banyak kecurangan yang kalian alami, apalagi kalau Teman Ahok bekerja tanpa bantuan Parpol ada kemungkinan Ahok Djarot tereliminasi pada putaran pertama. Padahal anggota Parpol adalah orang orang yang memang sudah terbiasa dan berpengalaman dengan hal hal semacam ini.
Bagaimanapun juga janganlah terlalu larut dalam kesedihan pada masa masa seperti ini karena masih ada Putaran Ke-2 dimana kita bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi.
Satu hal yang pasti, seandainya Tuhan sudah berkehendak Ahok Djarot menang, jangankan "7 juta" pasukan muncul di Monas bahkan "70 juta" pasukan pun mereka kerahkan, Ahok Djarot akan tetap menang.
Mau contoh, Donald Trump yang dengan nyata nyata dicurangi saja bisa tetap menang melalui Electoral College System, padahal 3 juta Illegal memilih Hillary.
Lantas bagaimana bila Ahok Djarot kalah di putaran kedua ??
Anggap saja Tuhan sudah memiliki rencana yang lebih indah daripada hanya sekedar kemenangan Pilkada tersebut.
Salam sejahtera dan sehat selalu.
Raymond Liauw.
Label:
Diskursus (Pemikiran)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar