Lima Bonus
“Introibo ad Altare Dei,
Ad Deum qui aetificiat juventutem meam
-
Aku hendak naik ke altar Tuhan,
ke hadapan Alah, yang menggirangkan
masa mudaku.”
Musa
(bahasa Ibrani:
מֹשֶׁה Mošé;
bahasa Tiberia: Mōšeh; bahasa Arab:
موسى, Mūsā;
bahasa
Hukum Taurat dan menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh
(Lima Kitab Taurat). Musa
sekitar tahun 1450
SM. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat tersebar di 31
buku di Alkitab Terjemahan
Baru dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki
orang 2 anak
(Gersom dan Eliezer) dan wafat di Tanah Tih
(Gunung Nebo).
Menurut Kitab Kejadian, nama Musa sendiri berarti "diangkat dari
air". Beberapa ahli kitab masih mempercayai bahwa "air" di
Alkitab seringkali merupakan metafora yang menunjuk kepada bangsa kafir atau setan (sebuah
pemahaman yang dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun). Maka
dari itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan keselamatan oleh Tuhan. Banyak
ahli kitab modern lain juga mempercayai bahwa putri Firaun mungkin memberikan
nama “Musa” dari bahasa Mesir: "Mose"/"Mese",
yang artinya "anak" atau "keturunan" atau
"pemberian"; contohnya: "Thutmose"
berarti "anak dari Thoth", dan Rameses berarti "anak yang diberi
oleh Ra".
Musa (Dalam
bahasa Mesir kuno, kata "Mo" itu berarti "Air, sementara kata
"Sa" berarti "Anak", "anak dari air", seperti
fakta bahwa dia ditemukan dalam keranjang di atas air), adalah seseorang yang
diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir,
dan menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah Kanaan. Musa juga harus melewati
berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai
orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel. Beberapa
diantaranya: Ia hampir dibunuh ketika masih bayi; Ia dikejar-kejar oleh Firaun,
sampai harus menjalani hidup sebagai penggembala di Midian selama 40 tahun. Itu
semua diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Tuhan
menemuinya sendiri dalam peristiwa semak belukar yang terbakar namun tidak
dapat habis terbakar.
Ketika Musa
sudah menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai
menyertai Musa, ditandai dengan adanya mukjizat-mukjizat yang diadakan oleh
Tuhan melalui Musa, baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah,
maupun ketika masa perjalanan bangsa
Israel ke Kanaan. Bagi saya sendiri, Musa secara sederhana mempunyai lima
fungsi dasar di tengah umat Israel, yakni sebagai pemimpin, penasehat, penulis,
pembimbing dan pembuat tabut perjanjian.
1. Musa sebagai pemimpin: Ia memimpin bangsa Israel dari
Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah
Kanaan. Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang ber-‘kompassion’: berbela-rasa dan penuh
belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Sebuah kisah: Di dalam
banyak kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah
"menawarkan" kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan membiarkan
Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa, suatu
keturunan, suatu bangsa yang besar. Namun sebagai pemimpin, Musa belajar untuk
tidak mementingkan dirinya sendiri, dan ia tetap memperjuangkan orang Israel di
hadapan Tuhan.
Di lain segi, Musa juga pemimpin yang tegas. Musa juga
mampu marah bila saatnya tepat dan sasarannya juga jelas. Musa pernah sungguh-sungguh
marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya,
berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke
gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel, bukan?
2.
Musa sebagai
penasehat. Ia juga menjadi penasehat, karena selama perjalanan, bangsa Israel
terus mengeluh dan mencobai Allah. Seperti kita ketahui, sebuah akibat dari
kebiasaan umat yang suka berkeluh-kesah dan tidak mendengarkan nasehat Musa
adalah Allah menjadi marah dan menghukum Israel berptar-putar di padang pasir selama
40 tahun. Disinilah, Musa selama puluhan tahun, banyak memberikan nasehat. Ia mengatur
kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada di dalam bangsa Israel, walaupun semakin lama permasalahan itu memang semakin
banyak.
3.
Musa sebagai
penulis. Ia menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai dan tak lupa untuk
menuliskannya. Ia juga menulis peraturan-peraturan peribadatan dan hukum-hukum
sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Seperti kita ketahui, Musa
merupakan penulis 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama dari Alkitab. Kitab-kitab tersebut adalah Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan
orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali
perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel.
4.
Musa sebagai
pembimbing. Ia membimbing umat Israel, dengan melakukan banyak mukjizat atas
nama dan atas kuasa Alah, seperti memberikan manna, air, dan burung
puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka
tidak kelaparan maupun kehausan. Dalam hal inilah, Musa juga berperan untuk
menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai
pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan
sisi-sisi pribadi Allah yang akrab, dekat dan bersahabat, bahkan sampai
disebutkan Musa berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti seorang
sahabat.
5. Musa sebagai pembuat Tabut Perjanjian. Ia - atas
perintah Tuhan - membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam
tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi 10 Perintah Allah. Dalam pembuatan tabut perjanjian itu, Musa dibantu
oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaum Yehuda, dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan. Mereka
berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian khusus.
Bertitik tolak dari lima fungsi dasar nabi Musa di
atas, kita akan melihat
pengalaman Musa (Bil. 12,7b) yang disebut hamba Allah (Ibr. 3,5) sebagai
teladan iman kita dengan lima bonus pelayanan (Bhs Latin: bonus, bona, boni: kebaikan) yang dimilikinya, al:
1. Pelayanan
dasar/elementer (air, roti dan daging): Inilah yang segera dilakukan Musa setelah
menyeberangi laut Merah, dimana rakyat mengalami kekurangan
air, roti dan daging (Kel.16-17). Musa mengenal kebutuhan-kebutuhan
pokok umat Israel, Musa menyelenggarakan kebutuhan kebutuhan pokok tersebut
seperti makan minum meski akhirnya tak dapat berbuat segala-galanya. Disinilah,
kita juga dipanggil sekurang-kurangnya mengenal apa yang
menjadi kebutuhan pokok sesama kita yang terdekat (keluarga, sahabat dan
lingkungan harian kita masing-masing).
2. Pelayanan
sosial:
Musa merasakan ikut menanggung beban dan kesulitan sosial umat
Israel: kekurangan, cacat serta sifat kekanak-kanakan. Sedikit
demi sedikit Musa belajar menerima Israel sebagaimana adanya. Mis. Ul. 1:8-12:
Musa merasa berat melayani umat yang bertengkar, yang mempunyai banyak dan
macam-macam masalah bahkan kadang-kadang memberontak. Kita pun, terlebih
sebagai makluk sosial dipanggil untuk ikut
menanggung masalah-masalah hidup umat, pertengkaran, beban, kesulitan dan
lain-lain (Bdk: Homo Homini
Socius, manusia adalah sahabat bagi sesamanya).
3. Pelayanan
doa: Musa mendoakan umat Israel dan harus membayar ucapan-ucapan doa-doanya
juga. Dalam Kel. 17:11, Musa
berdoa. Ini gambaran seorang hamba Yahwe yang berdoa untuk kepentingan umat dan
dunianya. Nampak sekali di sini Musa sungguh-sungguh
mengenal rakyatnya, menyatu dan tinggal di antara umatnya. Meski terpanggil secara khusus, dia tetap tak terpisah dan menjadi seperasaan
- senasib dengan umatnya. bahkan Musa bertengkar juga dengan Allah
demi umatnya. Disinilah, kita dipanggil juga untuk menyatu
secara efektif pada hidup gereja dan masyakat setempat, dengan doa-doa kita tentunya.
4. Pelayanan
penghiburan. Musa memberikan
penghiburan, pengharapan
pada bangsa/umat yang kerap berputus asa (Kel. 14,13). Dia memberi
semangat, pelayanan iman. Ia meneguhkan kepercayaan umat. Kitapun diajak untuk berani berbagi harapan, kekuatan dan penghiburan di
tengah aneka macam pergulatan hidup sesama kita.
5. Pelayanan
sabda (Kel. 9,3) yang membebaskan. Musa
menyampaikan sabda dan kehendak Allah. Ia mewartakan sabda kepada umatnya, perintah
dan hukum. Kita juga diajak
untuk berani menyampaikan sabda Allah kepada sesama dan anggota keluarga kita
masing-masing.
Seperti banyak kita ketahui, Musa sendiri tidak sampai
memimpin bangsa Israel masuk ke tanah terjanji. Musa hanya mengantarkan orang Israel sampai ke tepi
sungai Yordan, dimana di seberang sungai tersebut terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan Allah. Yah, setelah 40
tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan,
namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan meninggal (jasadnya diangkat
oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya).
Hal ini terjadi oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang
disebabkan oleh betapa pahit hati Musa ketika menghadapi orang Israel. Musa hanya mengantarkan orang
Israel sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang sungai tersebut
terletak Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Kepemimpinan Musa dengan “5
bonus-nya” ini dilanjutkan oleh Yosua, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.
Quidquid
agis, prudenter agas, et respice finem!
Apapun yang kau lakukan, lakukanlah
dengan bijak
dan pertimbangkan hasil akhirnya.
0 komentar:
Posting Komentar