Ads 468x60px

Mane Nobiscum Domine

Katarina Siena

PROLOG
Katarina dari Siena (1347-1380) adalah seorang perempuan yang bergelar Pujangga Gereja. Mengenai orang kudus pelindung negeri Italia ini, kita mengutip apa yang ditulis oleh Rhonda Chervin (dalam Mary Neil OP dan Ronda Chervin, GREAT SAINTS - GREAT FRIENDS): “Cerita tentang Katarina dari Siena, meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan cerita tentang Fransiskus dari Assisi, adalah cerita yang spektakuler, penuh semangat dan membuat dirinya disayangi. Siapa yang tidak akan merasa takjub membaca tentang seorang perempuan yang diangkat menjadi seorang Pujangga Gereja, yang tadinya buta huruf sampai diajar membaca  oleh Yesus sendiri?” 



SKETSA PROFIL
Gereja Katolik mengenal empat Santa Katarina dalam sejarahnya, dengan abad yang relatif berbeda jauh. Ada Katarina dari Alexandria, yang hidup pada permulaan abad pertama. Santa Katarina lainnya adalah St. Katarina dari Bologna, yang terlahir pada tanggal 9 Maret 1463. Santa Katarina yang ketiga adalah St. Katarina dari Laboure, yang dilahirkan 2 Mei 1806, di Fain-les-Motiers, Perancis. Ia merupakan seorang suster biarawati dari Kongregasi Puteri Kasih. Ia juga mengalami penampakan Bunda Maria, yang terkenal dengan Medali Wasiatnya. Nah, pada kesempatan kali inilah, kita akan mengenal Katarina yang keempat, yakni: Katarina dari Siena.

Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, tepat pada perayaan Minggu Palma tahun 1347 yang jatuh pada tanggal 25 Maret, lahirlah Katarina. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Katarina sendiri adalah anak ke-24 dari 25 anak (saudara kembarnya, anak ke-23, meninggal pada saat kelahiran). Orangtuanya bernama Jacomo dan Mona Lapa Benincasa, yang bekerja sebagai tukang celup pakaian di Siena, Italia Utara. Sungguh berbahagia Mona Lapa isteri Jacomo ini, karena bayi yang dilahirkannya itu di kemudian hari menjadi pemudi termasyhur yang mengagungkan kota Siena, kota kelahirannya.

Mona Lapa, seorang perempuan yang berbudi baik dan sangat cekatan dalam menyelenggarakan rumah tangganya. Namun keinginan akan kehidupan abadi belum dapat menggetarkan hatinya. Lapa selalu giat penuh perhatian bagi peristiwa-peristiwa dunia sekitarnya. Maka dari jantung ibu Mona Lapa mengalir sifat keberanian yang selalu siap giat ke dalam kalbu Katarina, sedangkan kebaktian serta kelembutan hati diwarisinya dari bapa Jacomo.

Katarina kecil, anak kesayangan penghuni Via dei Tintori ini amat riang lagi lemah lembut tingkah lakunya. Yah, anak yang berparas ayu dan lincah ini bertumbuh menjadi gadis yang riang gembira, sedikit keras kepala tapi sangat religius. Katarina sendiri tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Keterampilan membaca sangat sedikit dikuasainya (hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara).

Mulut Katarina sendiri tak mungkin diam. Tutur katanya ringan lagi cepat, bagai ombak air yang tak pernah surut. Katarina kecil selalu berlompat-lompatan sambil berlagu merdu. Hanya bila para biarawan Dominikan lewat, barulah Katarina tenang. Diamat-amatinya langkah para biarawan yang berjubah hitam putih. “Aku juga mau menjadi Dominikan kelak!” seru Katarina ketika barisan para biarawan telah melewatinya.

Dan gadis kecil itu tak mengerti mengapa ia ditertawakan. Bibirnya menjorok ke muka seakan-akan hendak menangis. “Tak mengapa manis, tapi para biarawan Dominikan harus banyak berdoa dan berdiam diri,” bujuk seorang wanita. “Aku pun dapat,” jawab Katarina kecil. Keteguhan hatinya mulai memancarkan keindahannya. Sejak hari itu, Katarina belajar berdiam dan berdoa beberapa saat setiap senja.

Pada suatu senja, ketika Katarina berumur kurang lebih 6 tahun, bersama Stephano kakaknya yang lebih tua sedikit, pulang dari rumah kakak Bonaventura yang letaknya dekat menara San Ansana. Tiba-tiba, di dekat bukit Camporeggi yang menghijau di sekeliling gereja San Domenico, Katarina berhenti. Matanya terbelalak tiada berkedip memandang jauh ke langit seakan-akan dilihatnya sesuatu yang indah. Stephano, yang tidak melihat apa-apa, marah kepada Katarina.

Dipegangnya dan diguncang-guncangnya bahu adiknya sambil berteriak, “Katarina, gilakah engkau? Ayo! Kita harus pulang sebelum gelap!” Katarina mengeluh sambil memandang Stephano dengan penuh keheranan. Bisiknya dalam hatinya, “Ah! Sekarang hilang lenyap! Jika engkau pun dapat melihatnya tentu tak mengganggu.” Tanpa bercakap-cakap mereka beriring berjalan terus. Beberapa wanita nampak sedang menanti di sumber mata air dan anak-anak sedang bermain di halaman rumah. Tapi Katarina tak mengacuhkan lagi hal itu. Segala sesuatu seakan berubah baginya. Ya, sejak senja itu, Katarina terpikat pada penampakan surgawi di langit terbelah.

Pada suatu hari, ketika ajakan itu menggema lagi dalam kalbunya, pergilah Katarina meninggalkan rumah ayah ibunya. Dan, ketika dilihatnya pintu gerbang Sant Sano terbuka lebar-lebar, ditinggalkannya pula kota Siena. Tiada lama antaranya, tibalah Katarina di lembah Vallepiatta yang kaya akan bukit karang dan gua-gua yang terbentuk oleh tetesan air hujan yang meresap ke dalam batu karang kapur.

“Hah, ini padang gurun tempat para pertapa tinggal,” pikir Katarina sambil memasuki sebuah gua. la berlutut dan mulai berdoa hingga melupakan segala sesuatu di sekelilingnya. Ketika Katarina kecil sadar kembali, matahari telah terbenam dan bunyi jangkrik telah ramai membelah kesunyian alam. Tiba-tiba Katarina merasa takut kalau-kalau pintu gerbang kota telah ditutup. Entah bagaimana, bagaikan melayang saja, Katarina telah tiba dekat Sant Sano.

Dalam perkembangan waktu, Katarina mengalami pelbagai peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. Ia juga pernah melihat Yesus Kristus di atas gereja Santo Dominikus yang sedang memberkatinya. Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa. Dalam hidup doanya, Katarina sering mengalami penglihatan-penglihatan dan mendengar suara-suara. Setelah pengalaman itulah, hanya satu hal yang terang baginya, Katarina berjanji kelak tak akan menikah. Ia berniat mengabdikan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan. Sejak hari itu juga Katarina mulai berpantang untuk makan daging.

Melihat kepribadian dan kebiasaan Katarina yang suka menyendiri dan berdoa ini, Mona Lapa kadang bersungut-sungut, “Akan kusuruh bekerja hingga jera si keras kepala itu!” Namun Mona Lapa salah sangka. Katarina malahan bekerja dengan rajin sekuat tenaganya dengan penuh hormat dan ramah, tetapi ia tetap teguh memegang pendiriannya. Akhirnya bapa Jacomolah yang membantunya. Ia tak sampai hati melihat Katarina semakin pucat dan kurus. Maka pada suatu hari dilarangnya Mona Lapa “mengganggu” Katarina. “Biarlah anak itu menuruti dorongan kalbunya. Masakan kita berhak merintangi pergaulan yang suci itu. Malahan kita akan terberkati oleh doanya!”

Untuk mempersiapkan dirinya menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan, Katarina mengurung dirinya selama tiga tahun di bawah bengkel ayahnya. Dia keluar dari isolasinya pada tahun 1366 guna menanggapi dorongan untuk – dalam nama Kristus – melayani orang-orang sakit dan dipenjara. Dia juga melakukan evangelisasi, menjelaskan bahwa keberanian diperlukan seseorang apabila mau mengikuti jejak Kristus di dunia.

Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Begitulah ia melanjutkan hidupnya, menjadi suster. Pemikirannya mengenai kehidupan menggereja dan teologi begitu tinggi walaupun ia tidak pernah mempelajari hal tersebut secara formal, hanya berdasarkan pengalaman imannya dalam kehidupan sehari-hari dan bimbingan rohani yang diterimanya dari Raymondus dari Capua. Pengalaman mistisnya pun berlanjut terus, ia banyak mendapatkan penglihatan akan Yesus, Bunda Maria dan orang kudus lainnya. pada tahun 1375. Yah, sebagai seorang mistikus, Katarina mempunyai banyak pengalaman rohani yang berpuncak pada tahun 1375. Ia mengalami rasa sakit sama seperti yang dialami Yesus di kayu salib (stigmata). Akan tetapi gejala-gejala itu tidak terlihat dari luar.

Pengalaman-pengalaman mistik Katarina menginspirasikan Buku tentang Doktrin Ilahi, yang dinilai berisikan tulisan-tulisan tentang mistisisme Kristiani paling besar di abad ke 14. Semua tulisan Katarina sendiri dipenuhi dengan kesadaran akan cintakasih dan pengampunan Kristus. Dia bercakap-cakap dengan Allah, yang mengatakan kepadanya hal-hal seperti mengapa orang-orang Kristiani harus mengasihi sesama mereka: “Jiwa yang mengenal Aku langsung berkembang untuk mengasihi sesamanya, karena dia melihat bahwa Aku mengasihi sesama itu dengan cara yang tak terlukiskan, jadi dia sendiri mengasihi obyek di mana dilihatnya Aku telah mengasihi lebih lagi. Dia juga akan lebih lanjut mengetahui bahwa dia tidak ada gunanya bagi-Ku dan bagaimana pun tidak dapat membayar kembali kepada-Ku cintakasih murni dengan mana dia merasakan dirinya dikasihi oleh-Ku, dengan demikian dia berusaha untuk membayar kembali itu melalui medium yang telah Kuberikan kepadanya, yaitu sesamanya, yang adalah medium yang melaluinya kamu semua dapat melayani Aku” (Lawrence G. Lovasik SVD, BEST – LOVED SAINTS, hal. 99).

Kesucian hidup Katarina juga menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan membawa banyak sekali pertobatan. Karena perhatiannya terhadap hal-hal yang bersifat kemasyarakatan, ia juga menjadi pusat perhatian seluruh lapisan warga kota Siena, baik itu bangsawan, rakyat jelata, maupun para rohaniwan dan kaum awam lainnya. Cerita-cerita mengenai penglihatan-penglihatan spiritual dan karya amalnya menarik sekelompok sahabat dan pengikutnya yang dikenal sebagai Caterinati  yang selalu mengikuti ke mana saja Katarina pergi.

Menjelang usia 30 atau pada tahun 1377, ia menjadi juru damai antara penguasa Firenze dan negara Kepausan. Ia membujuk agar Paus Gregorius XI meninggalkan Avignon (Perancis) dan kembali ke Roma, Paus Gregorius pun menyetujuinya. Tetapi ketika Paus Gregorius wafat dan digantikan dengan Paus Urbanus VI, timbul perpecahan besar sehingga muncullah Paus tandingan. Pada tahun 1378, Katarina dengan sekitar 24 orang pengikutnya berangkat ke Roma untuk mencoba membantu Paus Urbanus VI mengatasi masalah skisma kepausan. Pada waktu itu ada dua orang anti paus, sehingga memecah-belah Gereja Barat ke dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Katarina berjuang keras membela Paus Urbanus VI dengan mendiktekan (Katarina tidak pernah belajar menulis) sebuah surat yang bernada ajakan tegas dan tak kenal kompromi kepada kaum gerejawan dan pemimpin awam dimana-mana.

Dalam pengamatan lebih lanjut, Katarina memang diakui memiliki kharisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Kumpulan surat-surat dan risalahnya yang menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan membuahkan sebuah tulisan yang berjudul, “Dialogue” (percakapan).  Sebuah pengalaman rohani yang indah bersama dengan Tuhan dan merupakan tulisan yang menakjubkan serta menjadi harta karun bagi kehidupan sejarah iman dan spiritualitas dalam Gereja Katolik.

Masa Paskah di tahun 1380, Katarina mencapai umur 33 tahun. Ia tak berdaya lagi pergi ke gereja. Badannya hanya tinggal tulang terbalut kulit. Beberapa minggu Katarina jatuh sakit. Ia dirawat oleh Lisa dan ibu Mona Lapa. Pada tanggal 29 April tepat jam 12 siang, Katarina berpulang. Harum mewangi sekeliling jenazahnya. Dan, meski jenazah itu tiga hari tinggal terbaring di peti, tetap bagus dan anggota tubuhnya mudah digerakkan seperti orang yang hanya tertidur saja. Pada saat itu barulah diketahui stigmata yang dialaminya bertahun-tahun sebelumnya.

Sekali lagi pohon-pohon zaitun di Via Romana melambai-lambaikan dahannya kepada Katarina pada tanggal 5 Mei 1383, ketika jenazah Katarina diusung dan akan dimakamkan di kotanya. Ia sendiri dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat.


REFLEKSI TEOLOGIS

SEJUTA
“Setia, Jujur dan Takut akan Allah”.
Nada te turbe, nada te espante,
quien a Dios tiene, nada le falta”, 
...Jangan biarkan sesuatu mengganggumu,
jangan biarkan sesuatu menakutkanmu,
barangsiapa memiliki Allah, ia tidak kekurangan sesuatupun...”,
(Br. Roger Schultz, Taize)

Sejuta adalah sebuah angka nominal dengan enam angka nol di belakangnya. Tapi sejuta sendiri sebenarnya punya arti, yakni : “Setia, Jujur dan Takut akan Allah”. Indahnya, Katarina dari Siena juga memiliki ketiga keutamaan iman ini.

-        SETIA: Situasi gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak setia pada tugas perutusan Yesus. Pengkhianatan dan peperangan antar negara dan antar raja-raja juga timbul dimana-mana. Di samping itu, Paus di Avignon, Perancis yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin gereja. Disinilah Katarina tetap setia pada Yesus dan Gerejanya. Katarina berhasil meyakinkan Paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja. Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah ketidaksetiaan dan banyak pertikaian yang terjadi di seluruh Italia. Dengan setia, Katarina kerap menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan. Sebuah cerita lain: Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang setia berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya. Melalui dia, Yesus setia memelihara orang-orang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus setia menghibur para tahanan yang dikunjunginya di penjara.

-        JUJUR: Katarina adalah seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.”  Yah, ia adalah seorang pribadi yang jujur kepada Tuhan, sebagai buah nyata atas kedekatannya dengan Tuhan.

-        TAKUT AKAN ALLAH: Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani יראה - YIR'AH dan פחד - PAKHAD, Yunani φοβος – phobos . Ketakutan yang kudus (ketaatan kepada Allah) adalah pemberian Allah, yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan. Lagi pula takut akan Tuhan itu permulaan hikmat (Mazmur 111:10), rahasia kelurusan hati (Amsal 8:13), ciri umat yang disenangi Allah (Mazmur 147:11), dan kewajiban setiap orang (Pengkhotbah 12:13). Dan sikap iman inilah yang dimiliki oleh Katarina Siena sejak masa mudanya. Begini kisahnya: Dalam perjalanan waktu, ketika Katarina berumur 12 tahun. Kemudian Mona Lapa, ibunya mulai mempengaruhi Katarina. Dibujuknya Katarina, supaya ia mau bersolek sedikit dan dilarang bepergian seorang diri. Rupanya Katarina terbujuk oleh ibunya, hingga pada bulan Agustus tahun 1362, Bonaventura kakak yang sangat dicintainya meninggal dengan tiba-tiba. Tiba-tiba pula, sadarlah Katarina akan keteledorannya. Katarina sangat menyesali kelalaiannya akan janji sucinya itu. Yah, walaupun pada awalnya, ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin menjadikan dirinya tidak menarik. Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah karena takutnya pada Tuhan jauh lebih besar daripada takutnya terhadap orang lain. Semenjak masuk ke dalam Ordo ketiga Santo Dominikus, Katarina juga makin memperkeras puasanya dan mempererat kedekatannya dengan Yesus.


EPILOG
Katarina dari Siena adalah seorang anggota Dominikan awam yang meneladani dan mengikuti semangat St. Dominikus. Dalam hidupnya, Katarina menghabiskan hidupnya berbicara dengan Tuhan, tentang Tuhan dan bersama Tuhan. Ia juga menerima stigmata sebagai tanda kesalehan hidupnya. Jelaslah, ia merupakan salah seorang yang paling populer dari semua orang kudus perempuan yang memiliki karunia profetis (kenabian). Kebesaran dan kepopuleran Katarina bukan karena kegiatan politis dan sosialnya, tetapi terlebih dalam kesucian, kepercayaan dan perhatiannya yang meluap-luap terhadap rakyat jelata dan keselamatan sesama manusia. Meskipun dia banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan politik zamannya, yang patut dicatat adalah kesuciannya dan kepercayaannya akan perlunya persatuan dan kesatuan umat Kristiani. Maka, bersama Katarina dari Siena, bolehlah kita senantiasa berseru penuh harap, ‘Mane Nobiscum Domine - Tuhan, tinggallah bersama kami”.


ASPIRASI
“Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu.”
(Katarina dari Siena)

Ya Allah, Engkau telah melimpahkan anugerah kepada Santa Katarina yang menghiasi jiwanya dengan kemurnian, kesabaran dan rahmat pertolonganMu, sehingga ia menang dalam melawan serangan roh-roh jahat. Dengan demikian ia tetap setia dalam kasih cinta kepada namaMu yang suci. Kami mohon, bantulah kami supaya mampu mengikuti teladannya, tak acuh terhadap kesia-siaan dunia, serta menang terhadap serangan musuh, sehingga kami dapat dengan damai mencapai kemuliaanMu di Surga. Oleh Kristus Tuhan kami. Amin.”
(Doa Mohon Semangat Santa Katarina dari Siena)

0 komentar:

Posting Komentar