@Buku XXX
Family Way (RJK, Kanisius)
Pada saat kita terperangkap dalam kesibukan duniawi,
kita kehilangan hubungan satu sama lain - dan dengan diri kita sendiri.
-When we get too caught up in the bussiness of the world,
we lose connection with one another- and ourselves.
(Jack Komfield)
Silaban, arsitek Mesjid Istiqal yang adalah seorang kristiani, ketika memberikan sambutan peresmian mesjid itu di depan Presiden Soekarno, mengangkat sebuah ilustrasi:
Pada tahun 1960, adalah 3 orang buruh yang sedang sibuk bekerja di suatu bangunan. Seseorang yang sedang lewat bertanya kepada buruh pertama apa yang sedang diperbuatnya. Si buruh dengan wajah datar menyahut, ‘Ya, aku sedang bekerja untuk mencukupi nafkah keluarga.’ Kemudian pertanyaan yang sama diajukan pada buruh kedua yang tampaknya lebih senior di salah satu sudut bangunan. Si buruh itu menjawab sambil masih tetap membenahi beberapa rangka bangunan. ‘O, ya, aku sedang melakukan pekerjaan bangunan paling sulit dan tidak semua orang bisa mengerjakan hal ini.’ Buruh yang ketiga, yang sedang memplester di bagian kubah, menjawab sambil menyeka keringatnya dan dengan pandangan mata bersinar, ‘O, aku sedang membangun sebuah mesjid terbesar dan terindah di Asia.’
Pada saat kita terperangkap dalam kesibukan duniawi,
kita kehilangan hubungan satu sama lain - dan dengan diri kita sendiri.
-When we get too caught up in the bussiness of the world,
we lose connection with one another- and ourselves.
(Jack Komfield)
Silaban, arsitek Mesjid Istiqal yang adalah seorang kristiani, ketika memberikan sambutan peresmian mesjid itu di depan Presiden Soekarno, mengangkat sebuah ilustrasi:
Pada tahun 1960, adalah 3 orang buruh yang sedang sibuk bekerja di suatu bangunan. Seseorang yang sedang lewat bertanya kepada buruh pertama apa yang sedang diperbuatnya. Si buruh dengan wajah datar menyahut, ‘Ya, aku sedang bekerja untuk mencukupi nafkah keluarga.’ Kemudian pertanyaan yang sama diajukan pada buruh kedua yang tampaknya lebih senior di salah satu sudut bangunan. Si buruh itu menjawab sambil masih tetap membenahi beberapa rangka bangunan. ‘O, ya, aku sedang melakukan pekerjaan bangunan paling sulit dan tidak semua orang bisa mengerjakan hal ini.’ Buruh yang ketiga, yang sedang memplester di bagian kubah, menjawab sambil menyeka keringatnya dan dengan pandangan mata bersinar, ‘O, aku sedang membangun sebuah mesjid terbesar dan terindah di Asia.’
Disinilah jelas, buruh yang ketiga di tengah kesibukannyam mengajar kita untuk menjadi “duda: duta damai”. Duda secara harafiah adalah istilah untuk seorang pria yang ditinggal cerai atau mati oleh pasangan pernikahannya. Istilah “duren” atau “duda keren”, kerap ditujukan bagi seorang duda yang mapan dan tampan, menawan dan tidak terlalu tua - kadang belum memiliki anak dari hasil pernikahannya. Tapi, bagi saya sendiri, duda yang berarti “duda damai” merupakan panggilan semua orang. Bagi saya, Paus Yohanes XXIII alias Angelo Roncalli adalah juga seorang “duda: duta damai” dari Gereja Katolik, ketika ia dengan berani mengeluarkan sebuah ensiklik terkenal yang erat-sarat dengan pesan moral dan kritik terhadap dunia global. Nama ensiklik itu, Pacem in Terris (Damai di Bumi).
Konsep damai sendiri membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian, bahkan perdamaian merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. Burung merpati dan daun zaitun sering juga digunakan sebagai duta damai. Damai sendiri memiliki banyak arti. Arti kedamaian kerap berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.
Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah ketiadaan perang. (bahasa Roma kuno untuk damai adalah Pax yang didefinisikan sebagai Absentia Belli, ketiadaan perang). Dengan definisi seperti ini, kita dapat menganggap Congo, Sudan, dan mungkin Korea Utara dalam keadaan damai karena mereka tidak sedang berperang dengan musuh dari luar. Kenetralan yang kuat juga telah membuat Swiss terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Swedia sekarang ini memiliki sejarah perdamaian yang berkelanjutan terlama. Sejak invasi 1814 Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan kekerasan gaya-militer.
Di lain segi, membatasi konsep perdamaian hanya kepada ketiadaan perang internasional hanya menutupi genocide, terorisme, dan kekerasan lainnya yang terjadi dalam negara. Hanya sedikit yang menggambarkan genocide yang terjadi di Kongo pada 1890-an sebagai sebuah contoh damai. Beberapa, oleh karena itu, mendefinisikan 'damai' sebagai ketiadaan kekerasan: tidak hanya ketiadaan perang, tapi juga ketiadaan setan (evil). Dan banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak hanya ketiadaan dari kejadian sosial yang tragis. Dari sudut pandang ini, perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan tapi juga kehadiran keadilan, seperti yang digambarkan oleh Martin Luther King, Jr. Dalam konsepsi ini, sebuah masyarakat di mana suatu grup ditekan oleh grup lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian.
Sebuah arti damai yang lain tampak di wilayah Danau Besar Afrika: Disana, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya: “kosmos” dan bukan “khaos”. Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti "ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan".
Bagi saya sendiri, setiap kali saya mendengar kata “damai”, kerap yang terlintas adalah sebuah kota tua bernama Yerusalem. Yerusalem kerap juga disebut sebagai Daarussalaam atau Kota Sion, yang berarti kota damai. Di dalam peta, Yerusalem bahkan dianggap sebagai kota yang paling terkenal di dunia. Karen Amstrong menyebut Yerusalem sebagai “kota tiga agama satu Tuhan”. Disanalah, hidup dan berkembang tiga agama monoteis besar yang sebenarnya juga merupakan satu keluarga besar umat Allah: Ada Islam dengan Masjid Al-Aqsa, ada Yahudi dengan Tembok Ratapan, dan ada juga agama Kristiani dengan Taman Getsemani dan Gereja Makam Suci di Kalvari.
Bagi banyak orang beriman, Yerusalem kerap disebut sebagai pintu gerbang menuju surga: “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami ada di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.” (Mzm 122). Di kota Yerusalem inilah, jelas terdapat banyak warisan sejarah, semacam historiografi agama-agama monoteis. Sebagai contoh, di Yerusalem, terdapat Bukit Moria, tempat Abraham, Bapa Orang Beriman mengorbankan Ishak, anaknya. Raja Daud pernah juga menetapkan Yerusalem sebagai ibukota kerajaan Israel. Raja Salomo, anaknya Daud juga pernah membangun Bait Suci, kediaman Allah di kota ini. Bagi banyak orang Islam, Yerusalem diyakini sebagai tempat naiknya Muhammad ke surga, tempat inspirasi bagi banyak nabi – seniman - penyair dan ilmuwan. Yerusalem adalah salah satu dari kota tersuci bagi mereka, selain Mekkah dan Madinah. Bagi umat Kristiani sendiri, Yesus banyak mengajar, disengsarakan, wafat di salib dan bangkit di kota Yerusalem ini.
Nah, bagamana setiap orang dalam sebuah keluarga bisa menjadi “Yerusalem” buat keluarganya dan buat orang lain yang ada di sekitarnya? Bagi saya sendiri, damai berarti sebuah kondisi selamat, yang tercapai ketika kita mempunyai hubungan baik dengan semua pihak, hubungan baik dengan Tuhan, hubungan baik dengan sesama, hubungan baik dengan alam semesta serta tak lupa juga hubungan baik dengan diri sendiri tentunya. Nah, damai itu sendiri bisa bermakna, “Dengan Allah Maka Akan Indah.” Disinilah, setiap orang dalam sebuah keluarga diajak untuk membawa semua karya dan pergulatan hidup juga semua bebannya ke dalam tangan Allah.
Lihatlah sebuah permenungan singkat ini: “Banyak orang sekarang berkata, “hidup kami berat, semua harga sembako melambung tinggi, biaya hidup sehari-hari (makan, minum, biaya sekolah, dan kesehatan) mahal, belum lagi gaji pendapatam kami tidak naik-naik, kami merasa hidup kami berat. “ Coba kita perhatikan kata “berat” yang terdiri dari lima huruf, sekarang kita tambahkan “K” di tengah-tengah kata berat itu, maka menjadi “berKat” bukan? Siapa sebetulnya “K” nya? Yang pasti bukan (romo) Kokoh, tapi tak lain dan tak bukan, “K” nya adalah Kristus sendiri. Jelaslah disini, bukankah semua yang berat menjadi berkat ketika dilakukan bersama dengan Tuhan bukan? Semua pergulatan hidup kita juga akan indah jika kita membawanya bersama dengan Allah juga, bukan?
Beberapa fakta di bawah ini menandakan bahwa mencapai kedamaian tidak semudah seperti membalik telapak tangan. Fakta dan statistik mengenai pornografi dan bahayanya semakin meresahkan banyak keluarga, walaupun bagi beberapa orang tidak lagi mengejutkan atau berpengaruh. Data di bawah ini terungkap tatkala Microsoft menutup chat room, suatu portal penyedia komunikasi pribadi. Portal ini terbukti telah menjerumuskan banyak pra-remaja terseret pada tingkah seksual menyimpang. Pertanyaan adalah: Apakah kita merasa damai terhadap fakta-fakta pornografi di bawah ini? Apa yang sebaiknya bisa kita buat?
1. Diperkirakan penjualan VCD porno naik 75% dalam 5 tahun terakhir ini. Harga per keping hanya beberapa ribu rupiah. Ini mengherankan karena bahan baku video itu sendiri sudah mencapai nilai Rp 5,000 atau lebih, sehingga pantas dicurigai ada yang bermain di belakang bisnis ini, mungkin pihak yang menghendaki kerusakan moral bangsa.
2. Di Indonesia diperkirakan ada jutaan keping VCD porno yang mudah didapatkan di toko hampir secara terbuka. Segala macam razzia, UU Hak Cipta, UU Anti Pornografi, sweeping laskar agama tidak terbukti efektif.
3. Pornografi secara global telah menjadi bisnis yang bernilai Rp 110,500,000,000,000,000 (kira-kira 100 x pendapatan nasional Indonesia).
4. Saluran pornografi di internet yang mudah di akses di seluruh jagad diperkirakan 1.129.000 situs dalam kategori ‘hardcore’ pada tahun 2002.
5. Berita Associated Press tahun 2003 menyebut Indonesia sebagai ‘surga’ pornografi kedua terbesar di dunia setelah Rusia. (Suara Merdeka 17 Juli 2003). Kondisi di Rusia lebih mudah dipahami karena di negeri eks komunis itu tidak ada batasan moral agama. Tetapi Indonesia dengan agama yang amat kuat, dosa pornografi ternyata amat tinggi juga.
6. Per tahun 2003 volume email pornografi adalah 2.5 milyar setiap hari. Minimal separuhnya dibaca oleh pemakai.
7. Download (di-copy) bahan pornografi peer-to-peer (saling mengintai dan menyampaikan) diperkirakan 1.5 milyar per bulan.
8. Lelaki yang mengakses pornografi di komputer di kantornya diperkirakan 20% dari jumlah pekerja pria di kantor. Jadi, bila di Indonesia diperkirakan ada 10 juta pria pekerja kantoran, maka setiap hari komputer kantor tersambung dengan portal pornografi sebanyak 2 juta kali. Angka ini untuk wanita adalah 13%.
9. Pengguna internet di seluruh dunia diperkirakan 2 sampai 2.6 milyar manusia. Diperkirakan 10% dari pengguna internet secara teratur mengakses portal pornografi.
10. Jumlah halaman situs internet yang berkaitan dengan pronografi melonjak dari 14 juta halaman pada tahun 1998 menjadi 260 juta halaman pada tahun 2003, jadi kenaikan 1800% dalam lima tahun.
11. Laporan Lembaga Riset Internet Filter Review pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa usia rata-rata seorang anak mengenal situs ponografi secara online adalah 11 tahun. 90% di antara anak usia sekolah pemilik saluran internet diketahui mengakses pornografi sambil mengerjakan PR mereka di rumah
12. Per tahun 2004 bersamaan dengan disahkannya UU Anti-Pornografi, diperkirakan ada 124 terbitan resmi berupa majalah dan buletin yang mengandung pornografi (kendati agak tersembunyi), dan tak terhitung berita ekploitatif di TV dan mass media yang membuat pembaca terangsang meliputi pemberitaan sadisme, penyimpangan seksual, berita tempat tidur.
Kenyataan kerap menunjukkan betapa banyak situasi ketidakdamaian: pembunuhan, perkosaan, kekerasan, pelecehan seksual dan perilaku menyimpang sebagai akibat tak langsung dari pornografi dan kerap lupanya manusia membawa Allah dalam keseharian hidupnya. Dr. Gary R. BrooKs, Family Encounter Institute, Boston, meneliti beberapa akibat kecanduan porno di internet, atau kecanduan membaca Penthouse/Playboy dan sejenisnya. Jelaslah, pelbagai dampak ini membawa suatu suasana ketidakdamaian dalam diri dan keluarga kita masing-masing bukan? Inilah beberapa dampaknya:
1. Lelaki cenderung melihat wanita (terutama yang seksi) sebagai obyek seks. Wanita condong melihat lelaki yang macho sebagai obyek seks.
2. Cenderung mengimajinasikan orang lain ketika berhubungan dengan pasangannya.
3. Sering melakukan masturbasi sambil memfantasikan seseorang sebagai obyek seksual
4. Berselingkuh bila ada kesempatan.
5. Dalam berhubungan dengan pasangannya, suka mencoba pelbagai gaya yang aneh-aneh seperti dilihatnya di film porno.
6. Rajin berimajinasi tentang kenikmatan seksual bersama yang bukan pasangannya.
7. Meluangkan banyak waktu untuk membaca buku pornografi, membuka portal pornografi, dan mengkoleksi foto dan video adegan-adegan syur.
8. Cenderung kehilangan kemesraan dengan pasangan resminya, terutama bila pasangannya dianggapnya kurang seksi.
9. Kemampuan mengendalikan diri semakin lemah. Itu berdampak pada soal keuangan, bekerja, dan menghadapi masalah.
10. Lama kelamaan akan kehilangan kepekaan terhadap nasib sesama.
Berangkat dari pelbagai pernyataan di atas, saya mengingat sebuah pesan bijak bestari sekaligus kritik seorang Ariel Haryanto, sosiolog yang kini bermukim di Singapura, ‘seseorang yang menikmati tontonan porno, akan kehilangan kepekaan terhadap penderitaan sesama.’ Eko Budiharjo, Rektor UNDIP pernah juga secara guyon melukiskan, ‘Alaska ber-hawa dingin, Singapura ber-hawa panas,sedangkan Indonesia... ber-hawa nafsu’.
Kita bisa berbuat apa? Tentu, merupakan sebuah kejelasan jika setiap agama, tradisi dan budaya mempunyai acuan moral tentang seks, perkawinan dan keluarga, demi mencapai sebuah kedamaian yang paripurna. Bisa dikatakan, hampir semua agama yang bercita-cita menjadi pembawa damai dan penjaga moral menentang seks bebas, perselingkuhan, nafsu birahi, ketakmampuan mengendalikan diri, perceraian, kekerasan seksual, dll. Dalam agama Islam umumnya acuan moral dalam hal ini lebih ketat, misalnya keharusan wanita memakai jilbab dan menutupi aurat agar jangan sampai menjadi batu sandungan. Semua agama dan moral menentang perlakuan tubuh secara kotor: Bila sesuatu adalah suci, tubuh manusia adalah suci – If anything is sacred the human body is sacred, begitulah sepenggal kalimat dari Walt Whitman
Dalam Alkitab, acuan tentang hal-hal yang sifatnya tidak mendamaikan hati ini seringkali amat ekstrim. Berikut ini hanya ada beberapa saja:
POKOK ACUAN MORAL REFERENSI
Homoseksualitas Bila seorang laki tidur bersama seorang laki sebagaimana layaknya tidur dengan perempuan, keduanya telah melakukan perbuatan tercela; keduanya harus dihukum mati. Imamat 20:13
Kebejatan Moral Sebab kutukan Allah akan jatuh dari surga pada mereka yang bejat moralnya … Roma 1:18
Marilah kita berperilaku yang pantas, jangan kau terlibat dalam orgi, kemabukan, kebejatan seks, kejahatan, keributan dan irihati. Roma 13:13
Tak seorang pun boleh mendekati sanak keluarga dekat untuk hubungan seks. Akulah Tuhan. (Bab 18 dan 20 Levi ini secara terperinci mengharamkan dosa sejenis ini, termasuk hubungan seks selama haid ) Imamat 18:6
Tubuhmu tidak dimaksudkan untuklkebejatan seksual, tetapi untuk Tuhan, karena Tuhan adalah pemilik tubuhmu. 1 Kor 6:13
Kenyataan sekarang ini setiap hari kita berucap, membaca, menonton rupa-rupa selingkuh. Berita, foto, adegan di TV, adegan di panggung, etalase seks, iklan, rubrik curhat, rubrik konsultasi, talk-show. … isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tidak wajar, demikian juga para suami … mereka menyala-nyala dalam birahi … laki sama laki, kemesuman, dan mereka menerima balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Roma 1: 24-28
Nafsu Birahi Bila nafsu birahi menguasai, ia melahirkan dosa, dan bila dosa dilakukan, ia membawa kematian. Yak 1:15
Barangsiapa yang melakukan seks dengan hewan harus dihukum mati -- Anyone who has sexual relations with an animal must be put to death.
Keluaran 22:19
Dalam arti umum perilaku seks yang menyimpang adalah mencari kenikmatan dari pikiran yang berzinah. Perilaku seks yang menyimpang adalah memberi jalan dan membuka pintu dalam diri pada kejahatan yaitu berpaling dari hukum Tuhan. Letak pengkhianatannya ialah menyangkal bahwa Allah telah mencintai dan menebus diri kita. Peringatan Yesus “bila seseorang menatap wanita dengan penuh nafsu, ia telah melakukan perzinahan dalam hatinya” memang amat keras dan pedas tetapi jelas. Secara amat gamblang misalnya disebut bahwa ‘percabulan … disebut saja pun jangan.. Tak ada orang sundal dan cabul yang mendapat bagian dari kerajaan Allah …’. Efesus 5: 2-15
Perselingkuhan Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa di surga akan dicabut. Matius 15:13
Masturbasi (Orang yang bermasturbasi adalah orang yang tak dapat mengendalikan tubuh dan birahinya.). Birahi itu sendiri adalah dosa. Yak 1:14-15
1 Kor 9:27
‘Onani’ sendiri berasal dari nama Onan, anak Yehuda, yang dipaksa ayahnya kawin dengan Tamara isteri kakaknya yang telah meninggal. Dalam bersetubuh Onan selalu membuang spermanya di luar vagina karena ia tak mau Tamara hamil darinya. KITAB SUCI mengatakan bahwa perbuatan Onan (beronani dan juga coitus interruptus ) itu tidak berkenan di mata Allah. Demikian pula tindakan sodomi (berasal dari nama kota ‘Sodom’ dimana terjadi praktek seks menyimpang) merupakan kutukan yang tak ditolerir oleh Allah. Kej 38:10
Perceraian (Perceraian adalah dosa kecuali pasangannya berzinah). Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Mat 19:3-9
Setiap relasi selalu membawa banyak kebahagiaan tetapi sekaligus juga aneka masalah, kerikil dan kemarahan karena betapa banyaknya godaan dan aneka hambatan yang mendatangkan ketidakdamaian. Disinilah, dengan melihat pelbagai gejala dan tanda di atas, kita sebagai anggota dalam sebuah keluarga, mohonlah rahmat supaya kita yang ingin mencari damai, juga semakin sadar bahwa damai itu berarti, “Dengan Allah Maka Akan Indah.” Mari kita belajar menjadi “duda: duta damai” – yang selalu mencoba mengikut-sertakan karya dan kuasa Allah dalam setiap perjuangan hidup dan gulat-geliat keluarga kita masing-masing.
Tuhan, Jadikanlah Aku Pembawa Damai
Bila terjadi kebencian, U : Jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila terjadi penghinaan, U : Jadikanlah aku pembawa pengampunan
Bila terjadi perselisihan, U : Jadikanlah aku pembawa kerukunan
Bila terjadi kebimbangan, U : Jadikanlah aku pembawa kepastian
Bila terjadi kesesatan, U : Jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila terjadi kecemasan, U : Jadikanlah aku pembawa harapan
Bila terjadi kesedihan, U : Jadikanlah aku sumber kegembiraan
Bila terjadi kegelapan, U : Jadikanlah aku pembawa terang
Tuhan, semoga kami lebih ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai.
Sebab dengan memberi, kami menerima,
dengan mengampuni, kami diampuni,
dengan mati suci, kami
bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya. Amin
St. Fransiskus Asisi
0 komentar:
Posting Komentar