GREGORIUS SOETOMO, SJ. Rohaniwan & Pemimpin Redaksi Majalah Hidup.
Pengantar untuk buku “TTM” – “Tribute To Mary” (Romo Jost Kokoh, Yogyakarta, 2013)
Buku “TTM” – “Tribute to Mary” karya Romo Jost Kokoh ini tidak hadir di langit sana, atau di awan-awan. Ia hadir di atas bumi sekarang ini. Ia masuk ke dalam kancah tawa dan tangis hidup di zaman ini, dan di dunia ini.
Sangat mengejutkan ditengah-tengah memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi); dan semakin diterimanya pandangan pluralisme-relativisme kebenaran, Bunda Maria diterima unanim oleh umat Gereja Katolik. Bukan saja oleh mereka dari kalangan tradisional, tetapi juga mereka kaum terdidik yang moderen dan mendapatkan pendidikan sekular yang sedemikian intens. Saya cukup yakin tidak sedikit mereka yang datang pada Bunda Maria adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, bahkan ateis.
Dunia kita (termasuk dunia Gereja Katolik) ditandai dengan meledaknya industri media massa, sehingga ia bagaikan perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang pada gilirannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil. Kekuatan media masa telah menjelma bagaikan "agama" atau "tuhan" sekuler. Tempat-tempat ziarah pada Bunda Maria, hampir tidak pernah menjadi sepi. Meski demikian gambaran dan konsep tentang ziarah ini sangat dipengaruhi oleh industri media massa, dengan segala bentuk-bentuk komersialisasi dan hasrat konsumeristiknya.
Pengantar untuk buku “TTM” – “Tribute To Mary” (Romo Jost Kokoh, Yogyakarta, 2013)
Buku “TTM” – “Tribute to Mary” karya Romo Jost Kokoh ini tidak hadir di langit sana, atau di awan-awan. Ia hadir di atas bumi sekarang ini. Ia masuk ke dalam kancah tawa dan tangis hidup di zaman ini, dan di dunia ini.
Sangat mengejutkan ditengah-tengah memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi); dan semakin diterimanya pandangan pluralisme-relativisme kebenaran, Bunda Maria diterima unanim oleh umat Gereja Katolik. Bukan saja oleh mereka dari kalangan tradisional, tetapi juga mereka kaum terdidik yang moderen dan mendapatkan pendidikan sekular yang sedemikian intens. Saya cukup yakin tidak sedikit mereka yang datang pada Bunda Maria adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, bahkan ateis.
Dunia kita (termasuk dunia Gereja Katolik) ditandai dengan meledaknya industri media massa, sehingga ia bagaikan perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang pada gilirannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil. Kekuatan media masa telah menjelma bagaikan "agama" atau "tuhan" sekuler. Tempat-tempat ziarah pada Bunda Maria, hampir tidak pernah menjadi sepi. Meski demikian gambaran dan konsep tentang ziarah ini sangat dipengaruhi oleh industri media massa, dengan segala bentuk-bentuk komersialisasi dan hasrat konsumeristiknya.